Senin, 20 Oktober 2008

Helm untuk Balita

Belasan sepeda motor terjaring razia di Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi Jumat (30/5) kemarin. Seluruh pengendara motor tersebut adalah kalangan pelajar. Ada yang masih sekolah di SMP, ada juga yang berstatus pelajar SMA.
Mereka umumnya melakukan pelanggaran lalu lintas. Ada yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi. Ada juga yang tidak membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan bermotor (STNK). Yang paling penting, sebagian besar pelajar itu berkendara tanpa menggunakan helm pengaman.
Memang, razia itu endingnya cukup melegakan bagi siswa. Sebanyak 13 sepeda motor itu akhirnya dilepas lagi. Ini setelah para orang tua (ortu) pelajar yang melanggar lalu lintas itu dipanggil ke mapolsek.
Upaya polisi ini layak diacungi jempol. Aparat mencoba menerapkan budaya malu, agar para pelajar itu tidak lagi mengulangi bertingkah ugal-ugalan di jalan raya. Ini hanya sebagian kecil yang perlu ditata dalam ‘kehidupan’ di jalan raya.
Polisi merasa memanggil ortu para pelajar itu. Diharapkan, ortu bisa nuturi anaknya untuk lebih menyayangi dirinya sendiri. Mereka perlu menjelaskan, betapa pentingnya menjaga keselamatan di jalan raya. Kalau ugal-ugalan di jalan, itu sama artinya membahayakan keselamatan diri dan orang lain.
Namun kenyataan yang terjadi di negeri ini, ortu selalu kesulitan meyakinkan remaja serta pelajar agar selalu menggunakan helm pengaman saat berkendara. Entah apanya yang salah. Yang jelas, remaja kita saat ini umumnya ‘ogah’ memakai helm.
Namun kita tidak bisa seratus persen menyalahkan kalangan pelajar dan remaja. Ortu sebaiknya juga perlu mawas diri dan koreksi. Sudahkah kita memberi contoh yang baik dan benar? Sudahkah kita menjadi orang tua yang tidak egois?
Lihat saja pemandangan di jalan raya. Lazim kita temui suami, istri dan anak mengendarai sepeda motor. Suami memakai helm standar. Demikian juga dengan sang istri. Mereka sudah sadar dengan pentingnya keselamatan dirinya masing-masing. Namun, tidak jarang si anak yang masih kecil justru tidak memakai helm. Demikian juga dengan bayi dan balita yang sepeda motor bersama orang tuanya. Mereka jarang sekali memakai helm. Padahal, balita dan anak-anak lebih terancam keselamatannya saat benturan kepala ketika terjadi kecelakaan. Kalau tidak mau dikatakan sebagai ortu egois, belikan helm untuk anak balita Anda.*

Tidak ada komentar: