Minggu, 19 Oktober 2008

Jalan Tol untuk Mengejar Ketinggalan

KABAR rencana pembangunan ruas jalan tol Probolinggo -Banyuwangi sudah mulai terdengar. Pemerintah juga sudah melakukan berbagai persiapan. Pada perkembangan terkini, pemerintah juga sudah menetapkan jadwal proses pembebasan lahan.
Untuk ruas tol di wilayah Kabupaten Banyuwangi, pembebasan lahan akan mulai dilakukan tahun 2009 hingga tahun 2010 mendatang. Anggaran pembebasan lahan itu juga menjadi tanggungjawab pemerintah pusat melalui Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional (APBN).
Banyuwangi akan kebagian ruas jalan tol sepanjang 27 kilometer. Sedangkan lebar jalan tersebut sekitar 60 meter. Jalan tersebut membentang mulai perbatasan Banyuwangi-Situbondo di sungai Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo hingga Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Titik terakhir itu berada tepat di jalan lingkar Ketapang.
Yang cukup membanggakan, ruas jalan tol trans Jawa yang berujung di Ketapang itu, rencananya akan disambungkan ke Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa. Semua masalah yang terkait teknis dan perangkat pendukungnya, kini terus digodok oleh pemerintah pusat.
Kita masyarakat Banyuwangi dan Situbondo layak berharap, penggodokan oleh pemerintah pusat itu bisa ada tindak lanjut nyata. Masyarakat Banyuwangi dan Situbondo sudah sangat merindukan adanya ruas jalan tol tersebut. Jangan sampai, penggodokan tersebut hanya berakhir di meja. Jangan sampai pula, rencana pembangunan jalan tol itu hanya tinggal rencana.
Kalau perlu, seluruh masyarakat Banyuwangi dan Situbondo menggalang dukungan agar proyek jalan tol itu benar-benar terwujud. Paling tidak, kita sebagai bangsa Indonesia tidak terlalu malu dengan negara tetangga. Karena perkembangan akses jalan serta pembangunan infrastruktur demikian pesatnya di negara tetangga.
Lihat saja kondisi jalanan yang super tertib di Singapore. Lihat saja mulus dan lapangnya jalanan di Malaysia. Belum lagi menjulangnya ruas jalan tol, monorel serta subway di metropolitan Negeri Thailand. Belum lagi super pesatnya pembangunan ruas jalan tol di Tiongkok.
Sebaliknya, kondisi jalan tol di Indonesia sudah cukup lama kurang berkembang. Di Provinsi Jawa Timur khususnya, panjang jalan tol tetap ‘cuma’ puluhan kilometer dalam kurun waktu puluhan tahun. Itu pun, kondisinya mengenaskan setelah ruas tol Surabaya – Gempol digerus bencana lumpur lapindo Sidoarjo.
Padahal, berkembangnya ruas jalan di suatu daerah, akan berdampak besar pada kemajuan ekonomi masyarakat daerah tersebut. Kalau proyel tol Probolinggo-Banyuwangi itu jadi kenyataan, sudah hampir pasti taraf kehidupan warga Situbondo dan Banyuwangi ikut terangkat. Juga tak ada lagi kemacetan di hutan Baluran.
Kita harus mendukung proyek jalan tol ini. Kalau perlu, warga Banyuwangi dan Situbondo ramai-ramai menggalang dukungan. Agar penggodokan proyek jalan tol oleh pemerintah segera dilaksanakan. Memang, lebih baik jauh terlambat dari pada tidak ada usaha sama sekali. (*)

Tidak ada komentar: