Minggu, 19 Oktober 2008

Jangan Sampai Muncul Geng Prejengan Jilid II

NAMA Geng Prejengan mendadak mencuat di bumi Blambangan. Sayangnya, mereka populer bukan karena prestasinya. Bukan juga karena terkenal karena mampu mengharumkan nama daerahnya.
Sebaliknya, tiga warga Dusun Prejengan, Desa Rogojampi, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi itu justru terkenal karena perbuatannya yang merugikan warga. Kakak-adik Slamet Budiono dan Sukarto, serta tetangga mereka Suyanto dikenal sebagai anggota komplotan spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
Dari catatan polisi, Geng Prejengan itu sudah mengembat puluhan sepeda motor milik warga. Mereka diperkirakan telah beraksi di 25 lokasi. Sasaran mereka tersebar mulai dari Kecamatan Banyuwangi, Kecamatan Rogojampi, Kecamatan Gambiran hingga Kecamatan Pesanggaran di ujung selatan Bumi Blambangan.
Geng Prejengan biasanya memilih sasaran sepeda motor di kawasan perumahan dan tempat-tempat keramaian. Mereka lebih sering beraksi mencuri motor pada malam hari. Mereka juga tak segan masuk ke dalam rumah korbannya untuk mengambil sepeda motor.
Mereka ternyata masih mengandalkan cara lama untuk mengambil motor korbannya. Mereka sering membandrek kunci kontak motor dengan kunci besi tajam berbentuk huruf ‘T’. Selanjutnya, motor curian tersebut dijual dengan harga Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta setiap unitnya.
Di mata polisi. track record Geng Prejengan ini tergolong parah. Pantas saja aparat ikut hanyut dan langsung ‘mendidih’ begitu buruannya yang sudah lama diincar itu tertangkap. Para eksekutor komplotan itu dihadiahi timah panas di kakinya.
Dari kejadian ini, sudah selayaknya kita semua ikut mengambil hikmahnya. Rangkaian kejadian yang membuat Geng Prejengan terus survive, bukanlah karena faktor kepiawaian komplotan itu semata. Kalau melihat modus dan metodenya yang masih konvensional, masyarakat kita ternyata juga ikut berperan dalam memperpanjang nafas komplotan curanmor itu. Sekali lagi, aksi kejahatan itu terjadi bukan semata karena ada niat para pelakunya. Mereka bisa bertindak seperti itu, juga karena ada faktor peluang dan kesempatan.
Ya, jangan sampai ada lagi Geng Prejengan lainnya. Jangan sampai beri kesempatan muncul lagi Geng Prejengan Jilid II dan seterusnya. Seluruh masyarakat harus ikut menjaga dan berperan membantu aparat keamanan menciptakan kondisi yang kondusif. Salah satu caranya, minimalkan peluang terjadinya tindak kejahatan curanmor. Jangan sembarangan memarkir sepeda motor tanda menguncinya terlebih dahulu. Pasanglah kunci ganda untuk memperkecil peluang terjadinya tindak kriminal. Bahkan jika perlu, pasanglah alarm di kendaraan Anda masing-masing. Kalau seluruh masyarakat Banyuwangi sudah melakukan antisipasi seperti itu, akan kecil kemungkinan komplotan curanmor akan bisa bernafas di daerah ini. (*)

Tidak ada komentar: