Minggu, 19 Oktober 2008

Meriam Karbit Pembawa Bencana

SUDAH jadi kebiasaan, warga Banyuwangi dan Situbondo kerap bermain petasan setiap bulan puasa. Ini memang tradisi yang buruk. Kebiasaan yang tidak layak dicontoh. Selain bisa membuat perasaan orang lain tidak tenang, petasan juga membahayakan keselamatan. Baik keselamatan warga, serta keselamatan diri sendiri.
Pada perkembangan selanjutnya, aparat melarang peredaran semua jenis petasan. Semua yang terkait dengan barang yang meledak itu ditindak. Mulai pembuat dan penjual dikenakan sanksi hukum. Mereka bisa diancam hukuman pidana tentang bahan peledak.
Era selanjutnya adalah era kembang api. Kalau ditilik lebih dalam, kembang api sejatinya sama bahayanya dengan petasan. Apalagi, kembang api masa kini sudah dimodifikasi sedemikian macam bentuk dan rupa. Memang tidak ada lagi suara dar... der... dor... yang memekakkan telinga seperti yang dihasilkan petasan. Yang ada kini adalah suara ses..., ewes-ewes..., kretek-kretek.... dan sebagainya.
Pada dasarnya, kembang api tetaplah api. Lontaran api secara sembarangan bisa berpotensi bahaya. Bisa terjadi luka bakar, atau bahkan bisa menyulut kebakaran. Kini, aparat mulai bertindak tegas terhadap aneka jenis kembang api. Beberapa toko, kios hingga mini market di Banyuwangi dan Situbondo dirazia. Polisi berhasil mengamankan ribuan pack kembang api berbagai jenis. Petasan dan aneka macam kembang api pun tak beredar lagi di pasaran. Kalau pun ada, jumlahnya hanya satu dua di kios-kios tertentu.
Namun kenyataannya, suara dar der dor masih saja sesekali terdengar mengganggu kekusyukan orang berpuasa. Rupanya, anak-anak mulai melirik meriam karbit. Mereka berkreasi dengan menggunakan bambu, gundukan tanah berlubang, kaleng hingga botol plastik untuk membuat meriam karbit. Suara ledakan disertai kepulan asap dan sesekali ada juga lidah api yang menjulur.
Mereka bermain di kebun, tepi sungai dan juga kawasan perumahan. Halaman rumah kosong di perumahan jadi lokasi favorit permainan ini. Rupanya, aparat keamanan juga belum pernah menindak mainan meriam karbit ini. Padahal, meriam karbit itu tidak kalah bahaya. Jilatan api sangat berpotensi menimbulkan kebakaran. Apalagi, jika lokasi mainan ini dilakukan di kawasan perumahan padat penduduk.
Sudah saatnya kita semua memikirkan solusi mengantisipasi bahaya meriam karbit ini. Polisi tidak mungkin bisa memantau semua kegiatan permainan ledakan berbuah api ini. Masyarakat juga harus melakukan kontrol sosial terhadap fenomena ini. Yang paling dekat, peran orang tua dan keluarga sangat penting sebagai pencegah pertama maraknya meriam karbit. Ini sangat penting untuk menyelamatkan generasi penerus kita, sekaligus mengamankan kampung dari bahaya kebakaran. Ingat, jangan sekali-kali bermain api. Karena api kecil bisa jadi sahabat yang bermanfaat, tetapi kalau api sudah membesar, itu akan melahap kita semua. (*)

Tidak ada komentar: