Minggu, 19 Oktober 2008

Waspada Teror Premanisme Keblinger

FENOMENA menarik terjadi di Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Para pemilik toko daerah itu resah, menyusul beredarnya selebaran gelap berisi permintaan upeti. Selebaran itu beredar dalam dua pekan terakhir ini.
Peneror minta upeti Rp 200 ribu kepada para pemilik toko. Uang itu harus diserahkan setiap bulan. Selebaran itu juga disertai nomor telepon selluler (ponsel) dan foto si preman yang minta upeti.
Aparat kepolisian pun menerjunkan tim intelijen. Sayang, hasil penyelidikan aparat masih sumir. Tidak jelas bagaimana hasilnya, siapa preman peneror itu, apa motifnya, semuanya belum terungkap jelas.
Namun kalau dipikir secara logika, sangat tidak masuk akal seorang preman mengirim surat ancaman dengan mencantumkan identitasnya secara detil. Ada nomor ponsel, lengkap pula dengan fotonya. Sangat konyol dan keblinger, kalau seorang preman pemeras sengaja memunculkan identitasnya kepada publik. Logikanya, aparat akan dengan mudah meringkusnya.
Bukan mustahil, peneror sengaja mengirim surat ancaman itu dengan menyertakan foto orang lain. Ada juga kemungkinan, peneror mencatut nomor ponsel orang lain. Kalau seperti ini yang terjadi, maka orang yang fotonya dicatut sangatlah dirugikan. Demikian juga orang yang dicatut nomor ponselnya.
Berarti, misi peneror menyebar ketakutan sudah berhasil. Orang yang dicatut namanya tentu kalang kabut. Demikian juga para pedagang yang menerima surat ancaman dari peneror itu.
Apapun motifnya, yang jelas beredarnya surat itu menimbulkan keresahan bagi banyak kalangan. Karenanya, sudah selayaknya kita semua waspada dan peduli dengan lingkungan sekitar kita. Dengan sikap peduli itu, antaranggota masyarakat pasti akan saling menjaga. Ketika yang mengirim surat ancaman, paling tidak tetangga kiri kanan depan belakang melihat siapa pengirimnya. Saatnya kita tingkatkan peduli lingkungan. (*)

Tidak ada komentar: