Minggu, 19 Oktober 2008

Keseimbangan Rp 1 Miliar

TUHAN menciptakan alam ini dengan penuh keseimbangan. Ada siang, ada malam. Ada gelap, ada juga terang. Ada baik, ada buruk. Ada siang, juga ada malam. Demikian seterusnya, seolah tidak ada habisnya.
Semua itu tidak diciptakan begitu saja. Semua pasti ada guna dan manfaatnya, kalau kita mau berpikir dan merenung sejernih akal sehat.
Kalau kita berpikir dengan praduga buruk, tentu yang muncul selalu protes. Mengapa sih, Tuhan menciptakan badai Melani. Mengapa harus ada bencana di Banyuwangi. Mengapa harus ada kerusakan yang ditimbulkannya. Demikian seterusnya, selalu protes dan mengeluh. Yang paling aktual, banyak yang mengeluhkan besarnya kerugian akibat badai di awal tahun ini.
Data Satlak PB dan laporan masyarakat, badai kali ini menimbulkan kerugian materi sedikitnya Rp 1 miliar. Hanya dalam tempo 30 menit, sudah bikin kerugian sedemikian besarnya.
Tetapi kalau dipikir secara jernih, ukuran besar-kecil kerugian bencana itu sangat relatif. Bagi sebagian besar masyarakat Bumi Blambangan, nilai Rp 1 miliar tentu dianggap nilai yang besar.
Sementara itu pada saat bersamaan, berlangsung kontes bunga dan tanaman hias. Ratusan macam bunga dipajang di halaman sebuah diler kendaraan bermotor. Ada satu pot bunga jenmanii cobra ada yang ditawarkan seharga Rp 1 miliar. Menurut seorang penggemar bunga, nilai rupiah baginya tidak masalah. Asalkan senang, harga berapapun harga bunga tidak jadi soal.
Memang, sangat tidak adil kalau membandingkan kerugian akibat bencana dengan satu pot bunga jenmanii cobra. Sebab antara kerugian bencana badai dan bunga jenmanii cobra memang tidak saling berhubungan, meski lokasi keduanya sama-sama di Banyuwangi. Hanya, kalau manusia mau menciptakan sendiri keseimbangan Rp 1 miliar itu, bolehlah keduanya dipaksa saling berhubungan. Salah satu caranya, dengan menghidupkan dan mengasah kembali rasa kemanusiaan. Jangan biarkan rumah saudara kita ambruk rata tanah. Kalau hanya mampu sekadar menghibur, hiburlah dengan bunga (yang harganya Rp 1 miliar itu). *

Tidak ada komentar: