Minggu, 19 Oktober 2008

Mimpi Merdeka dari Jalan Rusak

Setelah 62 tahun merdeka, jalan rusak tetap ditemui di mana-mana. Di setiap penjuru wilayah desa dan kota. Tidak terkecuali di Banyuwangi dan Situbondo.
Perkembangan terakhir, jalan utama jurusan Jember – Banyuwangi rusak berat. Lubang besar menganga dekat jembatan kecil di Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Saking parahnya, jalan itu tidak bisa dilewati kendaraan berat. Truk besar bermuatan lebih 30 ton terpaksa dialihkan ke jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) pada Rabu (9/4) kemarin.
Ini baru satu contoh kasus, betapa lemahnya kemampuan kita mengurus jalan. Belum lagi kasus Jalan Hayam Wuruk, Jalan Argopuro Banyuwangi yang termasuk jalur utama. Dan tidak bisa disebutkan satu persatu jalan kabupaten, jalan kecamatan hingga jalan desa yang rusak parah di Bumi Blambangan ini.
Lagi-lagi, setelah 62 tahun bangsa ini merdeka, pemerintah kita belum juga mampu mengurus jalan dengan baik. Apalagi sebentar lagi, 20 mei mendatang, sudah 100 tahun bangsa ini memperingati kebangkitan nasional. Tetapi untuk bangkit mengurus jalan dengan baik dan benar saja belum mampu sepenuhnya.
Tentu saja, pembeberan fakta kegagalan kita dalam mengurus jalan raya seperti ini, tidak bisa menyelesai persoalan. Kalau ingin berhasil mengurus jalan, jangan malu kita meniru negara lain. Sebut saja Malaysia, Singapore atau bahkan yang nyata-nyata sukses membangun dan mengelola jalan raya adalah pemerintah Tiongkok.
Entah bagaimana cara negara-negara itu, sehingga mereka cukup piawai mengelola dan membangun jalan raya. Dengan terbukanya akses jalan raya yang bagus, roda serta geliat perekonomian masyarakat akan ikut terangkat secara makro dan mikro. Kalau sudah begitu, kemakmuran masyarakat yang diidam-idamkan kita semua, otomatis akan cepat tercapai.
Melihat begitu pentingnya peran jalan bagi kemakmuran masyarakat, sudah selayaknya kita perlu mencoba langkah ektrim. Misalnya, seandainya pemerintah provinsi (karena yang banyak dikeluhkan itu jalan provinsi) tidak lagi mengurus banyak hal tetek bengek yang tidak perlu. Mereka cukup mengurus, membangun dan mengembangkan jalan raya secara baik dan benar. Kalau pekerjaan pemerintah fokus pada satu hal, maka hasilnya akan kelihatan lebih nyata. Demikian pula anggaran yang begitu besar (APBD provinsi), kalau difokuskan pada satu proyek jalan saja, tentu akan mudah terrealisasi.
Dengan begitu, bukan mustahil provinsi ini akan punya jalan bagus double track yang menghubungkan seluruh kabupaten. Bahkan bukan mustahil, akan terwujud jalan tol pantura Surabaya-Banyuwangi, tol lintas selatan Pacitan Banyuwangi, jembatan Suramadu, tol tengah Banyuwangi-Jember-Malang-Madiun serta jalur-jalur penting lainnya.
Kalau Jalan mulus menghubungkan semua kabupaten, peningkatan ekonomi serta kesejahteraan rakyat akan lebih mudah terwujud.
Namun sayang, semua itu angan-angan dan mimpi yang sangat ektrim. Tidak mungkin mimpi indah itu terwujud kalau tidak ada goodwill dari gubernur (yang sebentar lagi dipilih), serta para legislator di provinsi tercinta ini. Ayo, siapa yang mau mendukung wujudkan mimpi ektrim ini? (*)

Tidak ada komentar: