Minggu, 19 Oktober 2008

Menggugah Mental Sadikin

Sadikin kian populer di Situbondo. Yang membuatnya terkenal adalah Dinas Kesehatan (Diskes) setempat.
Sadikin yang satu ini memang bukan nama tokoh terkenal. Bukan pula nama pejabat, pengusaha, wartawan, aparat atau nama pengemis sekalipun. Sadikin yang lagi ngetren itu adalah jenis penyakit baru. Tetapi dia bukan penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri atau kuman.
Sadikin yang ini termasuk jenis golongan penyakit masyarakat. Kalau dijabarkan, Sadikin artinya ‘sakit sedikit, langsung miskin’. Mereka sebenarnya termasuk kelompok masyarakat yang taraf ekonominya mampu. Namun demi memanfaatkan program Jaringan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM - dulu disebut Askeskin), mereka tidak malu lagi mengaku sebagai warga miskin.
Modusnya dengan cara meminta Surat Keterangan Miskin (SKM). Dengan begini, mereka bisa menikmati fasilitas berobat gratis dengan menggunakan subsidi dari pemerintah yang semestinya untuk warga miskin.
Nah, penampilan Sadikin sehari-hari sangat berbeda saat dia menderita sakit. Kalau biasanya menggunakan perhiasan emas di leher, tangan dan jari, ketika sakit semuanya langsung dipretheli. Pada hari biasa menenteng ponsel, ketika periksa sakit mendadak tak punya telepon. Kalau biasanya naik motor ke mana-mana, ketika periksa saat sakit naik becak atau jalan kaki. Kalau perlu, mereka memakai pakaian terjelek dan terkumal ketika sakit.
Kalau kita direnungi, kok masih ada orang yang menyiksa diri seperti itu ya. Tetapi faktanya memang ada. Jangan heran kalau Diskes Situbondo melakukan filterisasi pengurusan surat keterangan miskin. Tahun 2007, penerima JPKMM yang ber-SK Bupati Situbondo ada 266.375 jiwa. Tentu masih ada masyarakat miskin yang belum terakomodasi dalam penerima JPKMM di SK bupati.
Masalah filterisasi masyarakat miskin ini ada di tangan kepala desa masing-masing. Demikian juga kepada ketua RT sebagai filter terdepan. Jangan sampai surat keterangan miskin diobral untuk keluarga dan koleganya.
Mereka harus jadi teladan, memberi contoh yang baik bagi warga. Karena praktik-praktik Sadikin pada dasarnya sama dengan menjebol keuangan negara. Apa itu tidak sama dengan korupsi? Bekerja sama dengan parat desa untuk membuat surat keterangan miskin yang tidak sesuai fakta, apa itu tidak sama dengan kolusi? Sedangkan membuat SKM untuk kolega dan keluarga oknum kades atau ketua RT demi memanfaatkan subsidi JPKMM, apa itu tidak disebut nepotisme? Kalau tidak ingin negara ini bebas dari jeratan KKN, ayo mulai dari diri sendiri. Ciptakan filter yang kuat untuk meredam tumbuhnya penyakit Sadikin. *

Tidak ada komentar: