Minggu, 19 Oktober 2008

Manggung Sepanjang Tahun

Untuk urusan apresiasi seni, masyarakat Banyuwangi memang terbilang luar biasa. Lihat saja perkembangan musik daerah Banyuwangi. Lagu-lagu berbahasa Using bisa tampil sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Bahkan, lagu-lagu kendang kempul juga dikenal luas di penjuru Indonesia.
Belum lagi seni budaya khas Banyuwangi lainnya. Mulai seni tari, sastra, seni drama tradisional dan sebagainya. Semuanya warisan budaya leluhur itu bernilai tinggi. Apresiasi warga terhadap seni budaya daerahnya, juga cukup diacungi jempol.
Ketika bangsa ini memperingati seabad Kebangkitan Nasional, pemkab merespons dengan menggelar pentas seni budaya sepanjang tahun. Rencananya, setiap kecamatan akan menggelar pentas seni secara bergiliran. Giliran pertama pun sudah berlangsung di halaman kantor Pemkab Banyuwangi.
Dengan adanya panggung seni sepanjang tahun, akan berdampak domino terhadap kehidupan masyarakat. Panggung seni seperti itu akan menyedot banyak warga yang butuh hiburan. Akan banyak pedagang jajanan dan minuman yang diuntungkan. Omset mereka akan bertambah ketika berjualan di lokasi pentas seni. Belum lagi jasa penyewaan panggung, jasa perias kesenian, serta grup seniman yang tampil itu sendiri. Semuanya dapat order dan bisa menambah penghasilan.
Namun kita belum tahu, bagaimana nasib panggung seni itu di masa mendatang. Apakah tetap dilanjutkan, atau sudah berhenti di tengah jalan. Atau, ketika pemegang kebijakan sudah berganti orang, apakah nanti kegiatan masal itu juga berganti selera. Entahlah. Bagaimana nasib program ini di masa mendatang.
Kita semua patut berharap, program manggung sepanjang tahun itu tidak hanya sekadar hangat-hangat kotoran ayam. Ketika program habis, selesai sudah, tidak ada kelanjutan secara berkesinambungan. Padahal, sesuatu yang kontinyu dan menjadi agenda rutin, sejatinya bisa membawa berkah bagi masyarakat daerah itu sendiri. Selain itu, agenda rutin yang populer akan berdampak membawa branding positif daerah itu.
Kalau memang hasilnya baik, kita tak perlu merasa malu untuk meniru daerah lain. Lihat saja festival dan pawai bunga di Pasadena, Amerika Serikat. Nama daerah itu menjadi terkenal. Mereka akhirnya menikmati berkah dengan datangnya ribuan turis. Selain itu, tetangga kita, Kabupaten Jember juga sudah punya citra positif dengan agenda tahunannya ‘Jember Fashion Carnival’ (JFC) yang sudah mulai mendunia.
Nah, mau dibawa ke mana pentas seni sepanjang tahun di Banyuwangi? Semua berpulang pada penentu kebijakan di Bumi Blambangan. Tetapi, masyarakat yang kini sudah sangat kritis, akan terus mengontrol setiap langkah dan kebijakan pemkab.
Masyarakat akan mendukung program ini, kalau niatnya mulia seperti sudah yang dilakukan Pasadena dan yang sedang dirintis Jember. Sebaliknya, masyarakat akan mencibir kalau program dilakukan untuk misi atau kepentingan tertentu.(*)

Tidak ada komentar: