Senin, 15 Juni 2009

Ujian Bagi Pengelola Sekolah

UJIAN nasional (Unas) sudah di depan mata. Para siswa tingkat akhir sudah memasuki musim Unas mulai pekan. Ini diawali dengan Unas SLTA yang akan dihelat mulai Senin besok (20/4).

Berbagai persiapan sudah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora). Mulai persiapan sarana dan prasarana ruangan, naskah soal, lembar jawaban komputer serta tenaga pengawas.

Penempatan pengawas dilakukan dengan sistem silang murni. Tenaga pengawas di sekolah tertentu, akan diambilkan dari sekolah lain. Selain itu, guru mata pelajaran yang sedang diujikan, tidak diperbolehkan berada di sekolah saat ujian berlangsung.

Beberapa kali, Dispendikpora mengingatkan agar pengawas ujian memiliki sikap dan perilaku jujur. Pengawas juga dituntut bisa bekerja dengan penuh bertanggung jawab, teliti, serta memegang teguh kerahasiaan.

Untuk menjaga pelaksanan ujian, pengawas tersebut dirasa belum cukup. Masih ada unsur pemantau yang datang dari unsur perguruan tinggi (PT). Pengawas dari unsur PT ini boleh masuk ruangan. Apabila ada pelanggaran dalam ruangan tersebut, mereka juga diperbolehkan melakukan tindakan.

Namun seperti Unas tahun-tahun sebelumnya, pengawas dan pemantau sudah cukup teruji. Dari ribuan pengawas, mungkin hanya ada satu-dua oknum yang bertindak berlebihan saat bertugas. Secara umum, pengawas sudah bekerja penuh tanggung jawab, jujur, teliti dan memegang kerahasiaan. Indikasinya, jarang ada komplain dari panitia atau pihak sekolah penyelenggara ujian.

Yang patut kita renungi bersama, Unas ini sebenarnya bukan hanya menjadi momen ujian para siswa. Perang yang dihadapi para siswa sangatlah nyata. Mereka harus siap bertempur dengan soal-soal ujian yang berstandar nasional. Jika mereka memenangkan pertempuran, mereka akan lulus. Jika kalah berperang dengan sederet soal itu, mereka berpeluang untuk tidak lulus.

Tetapi kalau kita cermati lebih mendalam, Unas ternyata juga merupakan momen ujian bagi pihak sekolah penyelenggara. Kejujuran pihak sekolah akan diuji. Keikhlasan pihak sekolah menerima hasil nilai kelulusan anak didiknya secara apa adanya, juga sedang diuji. Memang, hasil Unas sering menjadi pertaruhan gengsi bagi pihak sekolah. Jika semua anak didik berhasil lulus, apalagi dengan nilai baik, pihak sekolah akan bisa berbangga. Bahkan, hasil unas yang bagus itu bisa jadi senjata pamungkas yang jitu, untuk menarik minat calon siswa pada tahun ajaran baru berikutnya.

Namun, sudah selayaknya kita semua menyadari pentingnya meraih prestasi dengan cara yang jujur. Jangan sampai, pihak sekolah menggunakan segala cara demi mencapai nilai unas yang diharapkan. Jika menggunakan segala cara yang tidak baik, tentu saja akan menciderai hakikat pendidikan. Selamat menempuh ujian, jangan sampai berlaku curang. (*)

Tidak ada komentar: