Senin, 15 Juni 2009

Barang Bagus Tapi Belum Laku

LAPANGAN terbang (lapter) di Desa Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi bisa dikatakan belum laku. Secara resmi, bandar udara (bandara) tersebut memang belum diresmikan. Beberapa kali dilontarkan rencana peresmian bandara, ternyata harus molor dengan berbagai alasan dan kendala.

Meski begitu, masyarakat Bumi Blambangan tak perlu larut dalam kekecewaan dalam masalah lapter ini. Pada hari Senin siang kemarin (23/3), dua pesawat Cessna mendarat mulus di lapter Blimbingsari. Pendaratan pesawat mungil seperti itu, sejatinya sudah merupakan hal biasa. Namun kali ini, ada satu misi dan pesan istimewa yang dibawa pesawat ringat bermesin propeler tersebut.

Pesawat Cessna tersebut membawa rombongan Bali International Flight Academy (BIFA), sekolah penerbangan internasional yang dimotori PT Bali Widya Dirgantara. Dua pesawat itu mampu mendarat mulus, meski bandara Blimbingsari belum dilengkapi sarana navigasi. Pendaratan tersebut hanya mengandalkan metode navigasi Airdrome Reverensi Point. Metode navigasi tersebut relatif aman untuk pendaratan pada siang hari dengan dukungan cuaca yang bagus.

Kedatangan dua pesawat itu bertujuan untuk mencoba proving fligt (pengenalan rute bandara). Pengenalan rute tersebut menindaklanjuti surat yang dilayangkan BIFA ke Departemen Perhubungan. BIFA memang berminat menggunakan lapter Blimbingsari untuk pelatihan pilot sejak 20 Maret hingga 3 April 2009 mendatang.

Bos besar BIFA, Wiradharma mengatakan, pendaratan pesawat itu berjalan dengan mulus. Landasan pacu terasa datar dan sangat bagus sebagai tempat latihan terbang. Dia juga menilai lapter Blimbingsari ideal dan memenuhi syarat untuk pelatihan pilot.

Artinya, pendaratan dan penuturan orang-orang BIFA tersebut sudah cukup menegaskan, bahwa Banyuwangi ini memiliki lapter yang bagus. Bumi Blambangan sudah punya ’barang’ bagus yang sangat layak dijual. Hal itu juga sudah terbukti dengan kuatnya minat BIFA untuk bisa menggunakan lapter Blimbingsari sebagai lokasi latihan para pilot.

Namun hingga kini, Pemkab Banyuwangi ternyata belum membuat nota kesepahaman kerja sama dengan BIFA, terkait penggunaan lapter Blimbingsari. Semoga saja, masalah nota kesepahaman itu bisa berlangsung lancar. Demikian juga dengan maskapai-masakapai penerbangan nasional, semoga mereka mau segera membuka rute penerbangan di bandara Blimbingsari.

Kalau sudah resmi digunakan, berarti lapter kita sudah laku. Ibaratnya orang berdagang, masa awal berbisnis memang perlu masa promosi. Namun di masa mendatang, bandara yang terbilang ‘barang’ bagus itu tentu akan semakin laris. Semoga. (*)

Tidak ada komentar: