Senin, 15 Juni 2009

Bahaya Mengintai di Mana-Mana

SEJAK awal tahun 2009 hingga kemarin, nyaris sudah tidak bisa terhitung, berapa kali foto orgil terpampang di halaman koran ini. Gaya mereka bermacam-macam. Model dan tingkahnya juga aneh-aneh. Yang sama, mungkin hanya bau badan mereka yang menyengat.

Dalam setiap berita itu selalu ada pesan singkat pada pihak yang berwenang di Bumi Blambangan. Banyak orang gila, bagaimana ini? Marak orang gila, bagaimana ini? Sekali lagi, koran ini selalu mengingatkan, bagaimana ini? Bagaimana ini, dan seterusnya.

Peningkatan populasi orgil di sepanjang jalan Bumi Blambangan ini, sepertinya meningkat luar biasa. Begitu mudahnya kita menemui mereka. Begitu kumuhnya wilayah sekitar tempat tinggal mereka. Dan sudah berulang kali pula, koran ini (melalui berita) selalu mengingatkan bahwa persoalan ini harus dicari jalan keluarnya.

Problem maraknya orgil ini, mungkin sudah termasuk menjadi salah satu penyakit masyarakat. Suatu penyakit -yang menurut pandangan beberapa pemerintah daerah- sangat sulit dikendalikan.

Tetapi, akankah kita berdiam diri dengan maraknya orgil tersebut. Padahal, sudah banyak orang yang celaka karena ulah orgil. Di Banyuwangi, pernah ada kasus pengendara motor mengalami kecelakaan gara-gara orgil. Bahkan, korban mengalami luka yang sangat serius.

Ada juga orgil yang bikin ulah melakukan pencurian baju milik warga. Ada juga orgil yang masuk dan bikin ulah di sebuah tempat ibadah. Yang terakhir, orgil membakar rumah Moch. Sarbini Sahwan, 45, warga Desa Sukonatar, Kecamatan Srono jumat kemarin (24/4). Karena rumah dan mobilnya terbakar, aktivis lembaga swadaya masyarakat itu mengalami kerugian materi sekitar Rp 500 juta.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap beberapa saksi dan bukti di lapangan, diperoleh kesimpulan sementara bahwa pelaku masuk ke rumah dengan cara melompat pagar. Begitu masuk ke rumah seluas 700 meter persegi itu, orgil tersebut langsung menyulut kain dengan korek api. Kain yang dibakar tersebut ditaruh persis di bawah mobil sedan milik Sarbini. Api di kain tersebut menjalar ke mobil, kemudian api merambah ke atap dan dalam rumah.

Setelah kejadian itu, Sarbini mendesak Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsos Nakertrans) Banyuwangi untuk menertibkan orgil. Karena jika tidak dilakukan tindakan, dikhawatirkan orgil yang berkeliaran di jalanan itu bisa bikin ulah.

Sementara, Kepala Dinsos Nakertrans Banyuwangi berjanji akan melakukan razia orgil secepat mungkin di seluruh kecamatan. Pemkab memang sudah merespons desakan penertiban tersebut. Setelah ada kejadian, baru akan dilakukan penertiban. Padahal, sudah sejak lama dan seringkali ‘bahaya orgil’ ini disampaikan melalui koran.

Semoga saja, janji untuk menertibkan orgil itu bukan hanya lips service. Semoga saja, kejadian ini jadi pelajaran berharga bagi seluruh komponen yang berwenang. Semoga saja, para pemegang kebijakan itu lebih peka. Sehingga rakyat tidak lagi mengolok-olok, bahwa pemerintah kita didominasi orang-orang yang ‘telmi’. Telat mikir karena tak juga bertindak, meski sudah diingatkan berkali-kali. Semoga. (*)

Tidak ada komentar: