Senin, 15 Juni 2009

Rawan Konflik Air Irigasi

BANYUWANGI termasuk daerah yang subur di Jawa Timur. Produksi padinya juga cukup baik sepanjang tahun. Tak heran, jika daerah ini juga termasuk salah satu kawasan lumbung padi nasional.

Predikat ini, sejatinya tidak lepas dari kekayaan alam yang dimiliki Bumi Blambangan. Daerah di ujung timur Pulau Jawa ini memang kaya akan aliran sungai. Setidaknya ada 70 aliran sungai di kabupaten terluas di Jawa Timur ini. Dengan demikian, sebagian besar kawasan pertanian Banyuwangi mampu menanam padi sepanjang tahun.

Hanya beberapa kecamatan saja yang termasuk daerah kering. Misalnya Kecamatan Wongsorejo di ujung utara, yang berbatasan dengan Kabupaten Situbondo. Itu pun, pemerintah pusat sedang menggarap mega proyek dam Bajulmati di sekitar hutan Baluran. Seandainya saja bendungan itu rampung beberapa tahun mendatang, akan ada tambahan ribuan hektare sawah di Wongsorejo yang menjadi lahan produktif.

Kalau saja kita mau menoleh ke belakang, kawasan ini dulunya merupakan bekas Kerajaan Blambangan. Ada juga sebagian orang menyebut kata ’Blambangan atau Belambangan’ itu berasal dari kata ’Pelumbungan’, yang artinya daerah yang banyak lumbungnya. Lumbung itu sendiri, merupakan tempat penyimpanan gabah di zaman dahulu. Jika diterjemahkan lebih jauh, Blambangan bisa berarti daerah kaya penghasil padi.

Daerah kaya, biasanya lebih sedikit punya problem sosial dibandingkan daerah yang kurang mapan. Namun yang terjadi saat ini, banyak muncul problem sosial yang sangat fundamental.

Sebut saja kasus yang menimpa petani di Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi ini. Gara-gara berebut air irigasi sawah, Rahman, 70, warga Dusun Sudorejo, Desa Gambor, Kecamatan Singojuruh langsung kalap. Dia nekad membacok Wadihi 32, warga Dusun Krajan, Desa Gambor dengan sebilah celurit Sabtu kemarin (14/3).

Kasus ini, membuat miris kita semua. Di daerah yang air irigasinya melimpah, justru terjadi pertumpahan darah gara-gara berebut air. Kejadian ini, bukan mustahil merupakan bara dalam sekam yang sudah lama siap membakar dunia per-irigasi-an di Bumi Blambangan. Tuhan sudah sangat bermurah hati memberi air yang terus mengalir pada kita semua. Jangan lagi karunia Sang Pencipta itu kita kotori dengan ketidak-adilan dalam membagi air lewat saluran irigasi. (*)

Tidak ada komentar: