Senin, 15 Juni 2009

Kepedulian Dalam Pengawasan Ujian

MULAI pagi ini, belasan ribu siswa sekolah dasar dan siswa madrasah ibtidaiyah mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Ujian ini akan menentukan nasib mereka selanjutnya.

Jika hasil ujian tersebut jeblok, siswa bisa saja harus menelan pil pahit dinyatakan tidak lulus. Jika nilai hasil ujian tersebut kurang bagus, mereka harus siap-siap tidak bisa memilih sekolah lanjutan yang diinginkan. Tentu saja, semua pihak mulai siswa peserta UASBN, para orang tua wali murid, para guru pembimbing serta seluruh keluarga peserta berharap, agar mereka bisa meraih nilai UASBN yang memuaskan.

Meraih nilai bagus dalam ujian, memang merupakan harapan dan cita-cita semua peserta UASBN tersebut. Karena itu, semua pihak yang terkait dengan mereka, akan melakukan bermacam upaya demi mencapai cita-cita meraih nilai UASBN yang bagus.

Para orang tua akan mendukung anaknya dengan dukungan materi dan spiritual. Para guru juga tak kalah berkorban demi cita-cita luhur tersebut. Mereka rela berangkat ke sekolah lebih pagi, demi mengisi pelajaran tambahan untuk siswa kelas enam. Pihak sekolah juga tak kalah berupaya sekuat tenaga.

Pihak sekolah terus melakukan inovasi agar seluruh siswanya yang mengikuti UASBN bisa sukses. Persiapan dilakukan jauh hari sebelum pelaksanaan ujian. Mulai melakukan program bimbingan dan pelajaran tambahan untuk siswa peserta ujian, hingga melakukan bermacam try out (tes uji coba) UASBN.

Dengan mengikuti try out tersebut, akan diketahui pasti kemampuan sebenarnya para siswa. Setelah diketahui hasil try out, pihak sekolah bisa memperbaiki bermacam kekurangan dan kelemahan para siswa dalam mengerjakan soal. Yang tidak kalah penting, try out menciptakan kondisi ujian yang sebenarnya. Dengan melatih siswa mengisi lembar jawaban komputer (LJK), mereka tidak akan canggung lagi ketika ujian yang sebenarnya berlangsung.

Memang, pengisian LJK punya peran penting dalam proses pelaksanaan UASBN. Karena, kesalahan sedikit saja dalam pengisian data identitas siswa pada LJK, akan berakibat fatal. Terutama, jika kesalahan terjadi saat mengisi nomor peserta ujian. Sebagus apa pun mereka menjawab soal, hasilnya tidak akan bagus kalau mereka salah mengisi data identitas nomor peserta ujian.

Tentu saja, kegiatan kecil tapi berdampak besar ini, memang membutuhkan ’nyali’ tambahan untuk siswa. Mereka dituntut jeli dan teliti saat mengisi data identitas peserta ujian. Itu saja tidak cukup. Mereka tetap butuh bimbingan, arahan serta filter terakhir agar data identitas yang diisi bisa betul-betul benar. Peran ini hanya bisa dilakukan oleh pengawas ujian. Karena itu, UASBN kali ini juga butuh sentuhan kepedulian para pengawas dari lubuk hati yang paling dalam. (*)

Tidak ada komentar: