Rabu, 24 November 2010

Saatnya Bikin Sirkuit Balap

DALAM kurun waktu setahun ini, setidaknya sudah tiga kali polisi

menggaruk para remaja aktor dan penonton balap liar dalam jumlah besar di Jalan Gajah Mada Banyuwangi. Pada malam Minggu kemarin (20/11), polisi mengamankan 23 unit motor yang diduga terlibat balap liar di ruas jalan tersebut.

Sebelumnya, awal bulan lalu (9/10), polisi juga telah mengamankan banyak pembalap liar berikut motornya di Jalan Gajah Mada Banyuwangi. Tiga bulan lalu, polisi juga pernah membubarkan balap liar di lokasi tersebut (21/8). Waktu itu, sedikitnya 120 unit sepeda motor yang diamankan oleh polisi waktu itu.

Ternyata, razia besar-besaran terhadap aksi balap liar secara kontinyu, tidak membuat penggemar balap motor menjadi kapok. Mereka tetap beraksi menantang maut dan membahayakan pemakai jalan di lokasi yang sama.

Seperti pengalaman-pengalaman razia sebelumnya, para pembalap liar itu hanya dikenakan sanksi pembinaan. Setelah mendengarkan ‘ceramah’, mereka pun diizinkan pulang ke rumah masing-masing.

Untuk ketiga kalinya, berbagai upaya yang telah dilakukan aparat itu ternyata tak mampu membendung maraknya aksi balap liar. Sehingga muncul dua kemungkinan dalam kasus tersebut. Yang pertama, mungkin saja sanksi yang diberikan terhadap para remaja pembalap liar itu terlalu ringan. Sehingga mereka tetap tidak kapok untuk terus melakukan kegiatan berbahaya itu di jalan umum.

Kemungkinan yang kedua, hobi balap di jalan itu bisa jadi sudah mendarah daging di kalangan remaja. Tekanan sebesar apa pun, ternyata tidak mampu menyurutkan niat mereka untuk menghentikan aksi balap liar di jalan umum. Ancaman terkena ciduk razia petugas, ternyata masih kalah dengan menyalurkan hobi adu balap motor yang memacu adrenalin penggemarnya.

Jika ini yang sedang terjadi, tak ada salahnya untuk mengalihkan hobi mereka yang membahayakan pengendara di jalan umum, menjadi sebuah peluang untuk mendulang prestasi. Peluang mendulang prestasi inilah yang perlu dikaji lebih mendalam.

Hobi balap liar harus segera diarahkan. Mereka perlu dikawal agar bisa masuk dalam lingkaran prestasi ajang lomba balap dan dunia otomotif. Mereka mungkin saja butuh difasilitasi dalam bentuk adanya arena sirkuit balap. Dan tak kalah penting, perlu juga digelar event kejuaraan balap motor baik road race, drag race, motocross, bahkan kalau perlu digelar kejuaraan freestyle. Agar semua itu terwujud, pemerintah juga perlu memberikan dukungan berupa kemudahan dalam perizinan kegiatan balap legal.

Jika semua itu sudah terwujud, kegiatan balap liar diharapkan otomatis akan tereduksi. Meski begitu, aparat tetap tak boleh kendur. Tradisi razia balap liar secara kontinyu itu tetap penting dilakukan. Jika perlu, sanksinya dipertegas untuk memberikan efek jera yang benar-benar membuat kapok pelakunya. (*)

Tidak ada komentar: