Senin, 01 November 2010

4D untuk Kurangi Problem Sampah

AKSI pemblokiran Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) di Banyuwangi semakin meluas. Yang pertama, TPSA di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, diblokir warga. Berikutnya, pengolahan tinja yang difungsikan menjadi TPSA di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, juga mulai ditentang warga. Yang terakhir, pemblokiran TPSA juga dilakukan warga Dusun Sidomulyo, Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi.

Akibatnya, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Banyuwangi kesulitan membuang sampah di Kota Gandrung. Sudah tiga hari terakhir, petugas kebersihan tak mengambil limbah rumah tangga dari rumah warga. Hal ini terjadi, karena semua tempat pembuangan sementara (TPS) penuh dan baunya menyengat. Bahkan, hampir seluruh armada truk sampah parkir di kawasan GOR Tawang Alun dengan kondisi sarat muatan sampah.

Sebenarnya, persoalan sampah bisa diselesaikan apabila adanya kemauan politis dari para pengambil keputusan untuk menetapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung terwujudnya sistem pengolahan sampah yang ramah lingkungan. Di beberapa negara maju, sudah lebih 30 tahun lalu memberlakukan aturan bagi sektor industri untuk memproduksi kemasan yang ramah lingkungan.
Selain itu perusahaan-perusahaan juga harus ikut mempertanggungjawabkan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh produknya. Caranya, adalah dengan memperhitungkan biaya yang diperlukan untuk mengatasi dampak lingkungan itu ke dalam perhitungan harga produk yang dihasilkan.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah tumbuhnya jenis usaha yang menjadikan sampah sebagai komoditasnya oleh para pemulung dan lapaknya. Sebagian sampah yang terbuang ke bak penampungan sampah rumah tangga ternyata mempunyai nilai ekonomis yang menguntungkan. Kertas, plastik sisa makanan, botol bekas, lempengan logam dan barang lain yang masih berharga oleh para pemulung dipungut dan dikumpulkan untuk dijual kembali.

Tak bisa dipungkiri, pemulung memberikan kontribusi besar dalam mengurangi jumlah sampah di negeri ini. Selain itu, upaya lain untuk mengurangi sampah bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan menerapkan metode 4D untuk mengurangi kuantitas sampah sebelum masuk ke TPSA. 4D tersebut bisa berarti ‘dipilah’, ‘dikompos’, ‘didaur ulang’, dan ‘dibakar’.

Awalnya, sampah dipilah antara jenis basah dan kering. Selanjutnya, sampah basah dari bahan organik bisa diproses untuk menjadi kompos. Selain itu, perlu bahan-bahan yang sulit terurai seperti plastik, bisa didaur ulang menjadi barang lain yang lebih bermanfaat. Yang terakhir, bahan-bahan yang cukup berbahaya seperti limbah medis, bisa dihilangkan dengan dibakar di incenerator. Dengan berbagai proses tersebut, setidaknya bisa mengurangi jumlah sampah yang masuk ke landfilling (tempat pembuangan akhir). Barulah kemudian, tinggal memikirkan untuk memiliki sarana TPSA di Banyuwangi yang layak, memadai, modern, dan ramah lingkungan di masa mendatang. (*)

Tidak ada komentar: