Senin, 01 November 2010

Jarak Tempat Kerja dan Mutasi Guru

DINAS Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dispendikpora) melakukan mutasi ratusan guru sekolah dasar (SD) Sabtu lalu (14/8). Namun, dua hari kemudian (16/8), mutasi masal itu dibatalkan secara mendadak tanpa ada penjelasan kepada guru yang terkena mutasi.

Jumlah guru yang terkena mutasi kali ini mencapai sekitar 237 orang. Surat keputusan (SK) mutasi itu juga sudah diberikan kepada masing-masing guru pada akhir pekan lalu. Setelah mengantongi SK mutasi, mereka mendatangi sekolah tempat tugas barunya untuk laporan dan perkenalan. Namun, pada saat mereka datang ke sekolah tempat tujuan, ternyata mereka ditolak.

Kondisi ini membuat resah kalangan guru, terutama yang terkena mutasi. Pihak Dispendikpora Banyuwangi menyatakan kalau pelaksanaan mutasi itu ditunda karena masih perlu ada revisi. Meski begitu, Dispendikpora menyatakan bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, mutasi ratusan guru segera dilakukan.

Situasi ini membuat kalangan guru merasa tertekan. Sebagai manusia biasa, mereka tentu sangat memikirkan kejelasan nasibnya. Selama memikirkan nasib menunggu mutasi yang akan segera bergulir, tentu pikiran mereka tidak bisa fokus seratus persen saat mengajar. Diakui atau tidak, kondisi ini tentu akan mempengaruhi efektivitas mengajar para guru.

Memang, efektivitas mengajar guru dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Termasuk faktor situasi dan kondisi guru yang bersangkutan, murid yang belajar, materi yang diajarkan, sumber belajar di sekolah, dan juga faktor jarak antara sekolah dengan rumah.

Sekali lagi, guru adalah manusia biasa. Mereka juga punya rasa takut, rasa waswas. Sebagai manusia biasa pula, guru juga ingin merasakan sejahtera lahir dan batin. Dari segi pendapatan, mungkin kehidupan guru zaman sekarang tak lagi seperti yang digambarkan penyanyi Iwan Fals sebagai era lama guru Oemar Bakri.

Selain kesejahteraan dari segi materi, mereka tentu juga mendambakan ketenteraman secara batin. Misalnya saja, mereka selalu ingin bisa mengajar dengan tenang. Tentu saja, cukup manusiawi jika mereka berharap agar lokasi mengajar yang lebih dekat dari rumah. Dengan begitu, jarak yang dekat akan meminimalisasi risiko kecelakaan di jalan.

Ada pula kalangan guru yang berpandangan, jarak ideal antara rumah guru dengan sekolah maksimal 15 kilometer. Hal ini dilakukan, karena konsentrasi seseorang akan berkurang jika energinya terkuras saat menempuh perjalanan yang memakan waktu lebih dari 45 menit.

Dengan kondisi lalu lintas yang semakin padat pada jam sibuk di masa sekarang, jarak yang jauh tentu akan semakin lama ditempuh oleh guru saat berangkat kerja dan pulang kerja. Selain itu, risiko kecelakaan juga semakin besar, jika jarak rumah dengan tempat kerja semakin jauh. Melihat sederet fakta tersebut, sudah sepantasnya kalau faktor jarak tempat tinggal guru dengan sekolah jadi pertimbangan sebelum melakukan mutasi. (*)

Tidak ada komentar: