Senin, 01 November 2010

Menanti Goodwill Pemerintah Atasi Problem Sampah

PROBLEM sampah sedang mendera Kota Gandrung. Masalah sampah bukan hanya menggelinding seputar persoalan teknis. Materi gunjingan masyarakat tak lagi membahas dampak limbah rumah tangga tersebut.

Warga tak lagi membahas sampah itu menimbulkan bau menyengat. Mereka juga tak lagi ngomong soal penyakit yang ditimbulkan akibat menumpuknya sampah. Mereka juga mulai mengabaikan materi pembicaraan tentang rusaknya keindahan kota akibat sampah di mana-mana.

Pertanyaan masyarakat saat ini sudah mulai menjadi bola panas yang menggelinding secara liar. Kepala mereka sudah tak lagi ‘dingin’ dalam menyikapi problem sampah tersebut.

Memang, berlarut-larutnya penyelesaian sampah itu mengundang kecaman dari sejumlah pihak. Semua kecaman itu ditujukan kepada pemerintah daerah yang berwenang dalam masalah limbah rumah tangga tersebut.

Kalangan politisi juga secara blak-blakan mengkritik pemerintahan Bupati Ratna Ani Lestari dan Wabup Yusuf Nuris. Mantan Ketua DPRD H Achmad Wahyudi menuding Bupati telah membiarkan persoalan tidak terselesaikan. Dia juga meminta Bupati bertanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan sampah. Terlebih, di akhir masa jabatannya, bupati dan wakil bupati harus berbuat baik untuk Banyuwangi.

Kritik senada juga dilontarkan kalangan anggota DPRD Banyuwangi. Intinya, mereka meminta Bupati untuk tidak memberikan kesan jelek di akhir pemerintahannya.

Sementara itu, sebagian sampah rumah tangga sebenarnya mempunyai nilai ekonomis yang menguntungkan. Kertas, plastik sisa makanan, botol bekas, lempengan logam dan barang lain yang masih berharga oleh para pemulung. Barang bekas itu biasanya dipungut dan dikumpulkan untuk dijual kembali.

Tak bisa dipungkiri, pemulung memberikan kontribusi besar dalam mengurangi jumlah sampah di negeri ini. Selain itu, upaya lain untuk mengurangi sampah. Sampah dipilah antara jenis basah dan kering. Selanjutnya, sampah basah dari bahan organik bisa diproses untuk menjadi kompos. Selain itu, perlu bahan-bahan yang sulit terurai seperti plastik, bisa didaur ulang menjadi barang lain yang lebih bermanfaat. Yang terakhir, bahan-bahan yang cukup berbahaya seperti limbah medis, bisa dihilangkan dengan dibakar di incenerator.

Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sebenarnya sudah siap mendatangkan investor untuk mengelola sampah yang menggunung tersebut. Nah, kalau sudah seperti ini, sebenarnya kurang apa lagi? Memang, persoalan sampah sebenarnya bisa diselesaikan, apabila adanya kemauan politis dari para pengambil keputusan untuk menetapkan kebijakan. Tinggal goodwill (niat baik) mereka dalam menuntaskan masalah sampah yang belum nampak hingga sekarang. (*)

Tidak ada komentar: