Senin, 01 November 2010

Lebaran, Narkoba, dan Mi Instan

Lebaran Idul Fitri merupakan momen yang penting bagi umat Islam. Tidak terkecuali seluruh muslim di Bumi Blambangan. Setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, mereka kembali kepada fitrah. Semua berharap agar dosanya diampuni oleh Allah SWT.

Sementara itu, Lebaran semakin lengkap dengan saling meminta maaf kepada sesama. Ini agar dosa sesama manusia bisa terhapus, dan bisa memulai lembaran baru yang bersih dan penuh harapan.

Bukan semestinya, momen Lebaran diisi dengan kegiatan mengumbar hawa nafsu. Setelah sebulan berpuasa, jarang makan mi instan, lantas jangan makan mi instan secara berlebihan saat Lebaran. Semua yang dilakukan secara berlebihan, itu tentu tidak baik.

Segala sesuatu yang berlebihan saja tidak dianjurkan untuk dilakukan selama Lebaran, apalagi melakukan hal berbau maksiat. Tetapi yang terjadi di Bumi Blambangan ini cukup membuat kita semua miris. Betapa tidak, di masa Lebaran ini, masih ada saja yang nekat bergulat dengan maksiat.

Seperti yang dilakukan Sugianto, 40, warga Dusun Wadung Dolah, Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng ini. Dia bersama Suratno, 40. warga Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar melakukan transaksi barang haram berupa sabu-sabu (SS).

Barang haram itu diselundupkan lewat paket kiriman barang, dengan cara disisipkan ke dalam bungkus mi instan. Orang tidak akan mengira, bahwa mi instan itu berisi serbuk memabukkan dan membuat penggunanya kecanduan. Tentu saja, peredaran SS itu bisa merusak generasi bangsa. Mereka akan mendapat kenikmatan instan, yang sebenarnya hanyalah ilusi.

Karena itu, masa Lebaran ini masih belum terlambat untuk melakukan introspeksi diri. Justru saat Lebaran inilah, kita semua harus bisa memulai segala sesuatu dengan hati dan niat yang bersih.

Seberapa besar penghasilan dari bisnis haram itu, tetaplah tidak bisa memberikan berkah pada pelakunya. Jika sudah terendus polisi seperti yang dialami Suratno dan Sugianto, pelaku bisnis haram hanya akan merasakan nikmat untuk secara instan. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah penyesalan. Semoga dengan berlebaran di dalam sela tahanan, ada hikmah yang bisa dipetik jadi pelajaran untuk semua. Kenikmatan narkoba itu hanyalah instan, bukan kenikmatan abadi. Mari kita bersama jauhi narkoba. (*)

Tidak ada komentar: