Selasa, 15 Februari 2011

Perempuan Tak Sekadar Pendorong

SELAMAT atas dilantiknya Pengurus Cabang (PC) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Banyuwangi periode 2010 – 2015. Setelah resmi dilantik di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (9/1), mereka tidak bisa nyantai atau berleha-leha.

Ada banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Pengurus baru Muslimat tersebut dituntut untuk memprioritaskan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, diperlukan langkah-langkah pemberdayaan ekonomi masyarakat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Bahkan, PW Muslimat Jawa Timur menegaskan agar pengurus yang baru dilantik itu bisa memiliki home industry yang dikelola bersama di masing-masing desa atau kelurahan. Setelah home industri tersebut terbentuk, seluruh pengurusnya juga ditegaskan utnuk mampu memberi pembinaan agar kualitas hasil produksi home industry tersebut bisa ditingkatkan.

Memang, menggerakkan sektor ekonomi ini sangatlah berat. Banyak tantangan yang akan mereka hadapi dalam memajukan ekonomi masyarakat. Selain tantangan yang datang dari luar, banyak pula tantangan dari dalam diri sendiri. Tantangan dari dalam itu juga tak kalah beratnya. Karena hal ini terkait dengan niat dalam hati dan kemauan untuk berkorban demi masyarakat.

Misalnya saja, untuk membuat home industry itu bukanlah hal yang mudah. Butuh banyak sarana untuk mewujudkannya. Mulai dari lokasi, tentu saja modal, serta adanya orang-orang yang menjalankannya. Jika saja semua keperluan itu yakni modal, lokasi dan tenaga kerja sudah tercukupi, masih diperlukan kemampuan untuk mengelola agar home industry yang dijalankan bisa meraup untung.

Karena kerja keras untuk mewujudkan suatu proses produksi itu bisa saja akan sia-sia, jika saja semua itu tidak mendapatkan profit. Kalau membuat industri tetapi ujung-ujungnya merugi, kan sama saja tidak mencapai tujuan awal, yakni mencapai kesejahteraan.

Karena itu, dibutuhkan bimbingan serta arahan yang cukup intens dalam mewujudkan tujuan mulia tersebut. Inilah yang membutuhkan sentuhan tangan-tangan para ahli di bidangnya masing-masing. Jika ini benar-benar berjalan sesuai rencana, Muslimat NU tak hanya menunjukkan kiprah perempuan sebagai pendorong pembangunan semi mencapai kesejahteraan masyarakat. Namun lebih dari itu, mereka tak hanya selalu berada di belakang sebagai pendorong. Perempuan juga mampu tampil sebagai yang terdepan menjadi salah satu motor penggerak roda pembangunan. Semoga. (*)

Tidak ada komentar: