Selasa, 15 Februari 2011

Merindukan Sirkuit Balap

UPAYA untuk memberantas aksi balap liar di jalanan seolah tak ada habisnya. Polisi seolah tak kenal lelah melakukan razia balap liar. Petugas juga tak henti melakukan upaya pembinaan. Semua cara sudah dicoba, mulai metode yang lunak hingga pendekatan yang agak keras.

Namun, semua upaya dan kerja keras aparat untuk memberantas balap liar itu seolah tak ada artinya. Para remaja tetap saja menggeber aksi adu balap motor di jalanan. Yang terakhir, sekelompok remaja menggelar balap liar di jalan raya depan Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi Senin sore kemarin (14/2).

Para pemuda pelaku balap liar di Jalan Raya Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, akhirnya berhasil diamankan aparat kepolisian. Sebelumnya, beberapa kali para pelaku balap liar selalu berhasil lolos. Kali ini, mereka tepergok petugas sesaat sebelum melakukan adu kebut.

Sebenarnya, di lokasi balap liar itu ada puluhan pemuda yang menyaksikan. Namun, saat mengetahui aparat datang, mereka semburat melarikan diri. Lima orang di antaranya plus tiga unit sepeda motor protholan yang digunakan sebagai ajang adu nyali yang seringkali disertai taruhan itu berhasil dijaring petugas.

Seperti pengalaman-pengalaman razia sebelumnya, para pembalap liar itu hanya dikenakan sanksi pembinaan. Setelah mendengarkan ‘ceramah’, mereka pun diizinkan pulang ke rumah masing-masing.

Memang, ada peluang bahwa pendekatan yang dilakukan tidak kapok para remaja untuk terus melakukan kegiatan berbahaya itu di jalan umum. Kemungkinan yang kedua, hobi balap di jalan itu bisa jadi sudah mendarah daging di kalangan remaja. Tekanan sebesar apa pun, ternyata tidak mampu menyurutkan niat mereka untuk menghentikan aksi balap liar di jalan umum.

Jika kemungkinan kedua itu yang terjadi, tak ada salahnya untuk mengalihkan hobi mereka yang membahayakan pengendara di jalan umum, menjadi sebuah peluang untuk mendulang prestasi. Peluang mendulang prestasi inilah yang perlu dikaji lebih mendalam.

Hobi balap liar harus segera diarahkan. Mereka perlu dikawal agar bisa masuk dalam lingkaran prestasi ajang lomba balap dan dunia otomotif. Harus dipikirkan dan perlu digelar event kejuaraan balap motor, baik berupa road race, drag race, motocross, bahkan kalau perlu digelar kejuaraan freestyle. Agar semua itu terwujud, pemerintah juga perlu memberikan dukungan berupa kemudahan dalam perizinan kegiatan balap legal.

Jika perlu, pemerintah bisa saja membangun fasilitas sirkuit yang memadai untuk ajang balap warga. Sehingga, tak hanya menghapus balap liar, tetapi juga mencetak pembalap berprestasi yang bisa mengharumkan nama Banyuwangi. Inilah yang diharapkan semua pihak. (*)

Tidak ada komentar: