Selasa, 15 Februari 2011

Pelajaran dari Apesnya Penjahat

DUA hari terakhir ini, mungkin adalah hari-hari sial para penjahat jalanan. Dalam kurun dua hari berturut-turut itu pula, sudah ada dua kejadian tindak kejahatan yang berakhir tragis di Bumi Blambangan.

Yang pertama adalah kasus pencurian kendaraan bermotor di Kecamatan Pesanggaran. Lukman Hakim, 35, warga Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Jember ini tewas setelah dihajar massa saat tepergok mencuri motor milik warga Dusun Wringinmulyo, Desa Pesanggaran Sabtu kemarin (5/2).

Sore itu, korban baru saja memarkir motor Honda Kirana bernopol P 5405 YL di depan tokonya. Kebetulan, letak toko korban itu berdekatan dengan jalan raya. Usai memarkir motor, korban masuk ke dalam rumah. Gentong sengaja meninggalkan kunci motornya menggantung di motor miliknya, karena dia bermaksud kembali menggunakan motor tersebut.

Melihat kesempatan itu, pelaku pun mulai melancarkan aksinya membawa kabur motor korban. Saat dikejar, pelaku ngacir naik motor tersebut dengan kecepatan tinggi. Namun sial, karena kondisi jalan rusak, dia terjatuh setelah kejar-kejaran dengan warga sejauh 500 meter. Pelaku terjungkal dan ambruk di tengah jalan. Warga pun berhamburan untuk menyergap dan menghajarnya. Akhirnya, nyawanya tak bisa diselamatkan saat dirawat selama beberapa jam di RSUD Genteng.

Sementara itu kejadian kedua terjadi di Desa Ketapang Minggu malam kemarin (6/2). Dua penjambret beraksi di sebuah warung depan terminal bus Sri Tanjung, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, berakhir tragis sekitar pukul 19.30 Minggu malam kemarin (6/2). Dua pelaku yang kabur akhirnya tewas setelah motor yang dikendarai menabrak truk di depan PT. Ndaru Laut, Jalan Raya Situbondo, yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi penjambretan.

Satu tersangka tewas di lokasi tabrakan. Tersangka lain meninggal dunia di RSUD Blambangan sekitar empat jam kemudian. Tersangka yang mati di lokasi kecelakaan adalah Hari Prayitno, 23, warga Dusun Krajan, Desa Karang Harjo, Kecamatan Kalibaru. Tersangka yang mati di RSUD adalah Sukiran, 24, warga Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng.

Dengan rentetan dua kejadian ini, kita belum bisa sepenuhnya bernapas lega. Keoknya penjahat dalam dua kejadian itu murni karena faktor keberuntungan. Ada pelajaran penting yang bisa dipetik dari dua kejadian tersebut. Aksi kejahatan itu ternyata terjadi bukan semata karena ada niat dari pelakunya.

Ternyata, dua kejadian itu terjadi karena situasi yang memungkinkan. Pada kasus curanmor di Pesanggaran, korban ternyata meninggalkan motor berikut kunci kotaknya di depan tokonya. Sedangkan aksi penjambretan di Ketapang itu terjadi, karena situasi sangat sepi pada malam hari. Karena itu, dua penjahat itu dengan mudah menjambret perhiasan emas sang pemilik warung.

Karena itu, kita semua pasti tak ingin peristiwa itu terulang kembali. Hanya ada satu cara jitu untuk mengatasinya, yakni meningkatkan kewaspadaan. Jangan teledor dengan kendaraan kita, jangan pula memakai perhiasan berlebihan ketika situasi sekitar sepi dan gelap. Dengan begitu, peluang terjadinya tindak kejahatan akan semakin minim. (*)

Tidak ada komentar: