Selasa, 01 Juni 2010

Bahaya Besar Penculikan Bayi

KEJADIAN penculikan bayi memang bukan hal baru di Indonesia. Pada tahun 2008 lalu, Komnas Perlindungan Anak mencatat ada 72 kasus penculikan bayi. Pada tahun 2009, Komnas Perlindungan Anak mencatat ada 102 kasus penculikan bayi.

Kasus terakhir di Banyuwangi menimpa pasangan Naen Saputra dan Katina, warga Dusun Tamansari, Desa Kebaman, Kecamatan Srono. Bayi laki-laki yang diberi nama Hari Santoso itu raib, saat Nanen dan Katina sedang terlelap tidur. Penculik bayi yang mengaku bernama Dewi Pensiya, saat kejadian sempat tidur bareng dengan bayi dan ibunya itu.

Naen mengaku baru mengenal penculik itu dua hari sebelumnya. Saat itu, perempuan yang mengaku dari Jakarta itu datang ke rumahnya dengan diantar oleh Arif, temannya yang tinggal di Desa Kebaman, Kecamatan Srono. Sebelumnya, Dewi mengaku sengaja datang ke Banyuwangi dalam rangka mencari bayi untuk diadopsi. Karena bayinya tidak boleh diadopsi, perempuan muda ini pergi. Dua hari kemudian, dia datang lagi hingga malam dan terpaksa menginap. Nah, kesempatan menginap itu dimanfaatkan untuk mengambil bayi itu saat orang tuanya tidur.

Sementara itu, tingkat kejahatan jenis penculikan bayi memang tidak setinggi jenis kejahatan lainnya, seperti pencurian dengan kekerasan atau pencurian dengan pemberatan. Namun kasus ini bukan hal kecil.

Mengingat adanya kemungkinan, penculikan bayi itu bermuara pada kasus jual beli anak seperti yang terjadi di banyak negara berkembang. Bayi-bayi itu bisa saja diperjualbelikan untuk keperluan diadopsi keluarga yang tak memiliki anak.

Atau bisa juga ada kemungkinan, bayi itu akan diasuh untuk kemudian dieksploitasi untuk menjadi pekerja seks komersial atau buruh. Yang paling berbahaya, apabila bayi-bayi curian itu dididik menjadi teroris oleh kelompok tertentu.

Mungkin, semua gambaran itu adalah contoh paling radikal yang mengerikan dalam ending kasus penculikan bayi. Kita semua tentu sangat berharap, bahwa penculikan tersebut tak membuat masa depan si jabang bayi itu menjadi sedemikian tragis.

Tetapi yang jelas dalam masalah ini, kita semua perlu untuk meningkatkan kewaspadaan. Peningkatan kewaspadaan tak hanya perlu dilakukan untuk masalah kerawanan politik yang sedang jadi perhatian di Banyuwangi saat ini. Ternyata ada juga masalah yang tak kalah penting dan perlu kita perhatikan, yakni keselamatan anggota keluarga kita masing-masing. Keselamatan anak-anak dan bayi yang ada di keluarga dan lingkungan sekitar kita. Karena mereka adalah masa depan serta generasi penerus kita. (*)

Tidak ada komentar: