Selasa, 01 Juni 2010

Pengemis Modern

ADA hal yang patut disimak dalam kejadian pencurian telepon seluler di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Bukan hanya karena pencurinya adalah oknum guru yang seharusnya digugu dan ditiru.

Oknum guru yang tinggal di Desa Lombok Wetan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso itu sudah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sebagai abdi negara, ulah oknum yang mencuri barang milik orang lain itu terbilang sangat memalukan.

Sudah sangat tepat jika aparat Polsek Wongsorejo menangani kasus pencurian tersebut. Penyelesaian melalui proses hukum, adalah jalan keluar yang sangat pas. Itu sangat setimpal dengan tindakan pencurian yang dilakukan.

Tetapi kalau kita menelisik lebih dalam lagi, ada hal yang lebih membuat kita semua mengelus dada. Dalam menjalankan aksinya mencuri ponsel, oknum guru PNS tersebut ternyata bermodus menyaru sebagai pengumpul sumbangan untuk pembangunan masjid.

Kepada polisi, oknum guru PNS tersebut terang-terangan mengakui bahwa dirinya ternyata juga bekerja sambilan sebagai pencari sumbangan. Rupanya, dia hanya berdalih mengumpulkan dana sumbangan dari masyarakat untuk pembangunan masjid. Padahal, uang yang terkumpul itu digunakan untuk kepentingannya sendiri.

Artinya, mencari sumbangan itu hanyalah kedok alias jalan pintas untuk memperkaya diri sendiri. Dia tergiur dengan uang yang banyak dari hasil kerja sampingan ’menipu’ warga, dengan dalih sumbangan untuk pembangunan masjid. Ironisnya, semua kerja sampingan ’menipu’ dan makan uang sumbangan masjid itu dilakukan tanpa sepengetahuan istrinya.

Oknum itu tidak hanya membohongi masyarakat dengan upayanya menggalang sumbangan fiktif. Dia juga menipu istri dan keluarganya, karena tanpa sepengetahuan mereka bekerja sampingan yang kurang terpuji.

Lebih ironis lagi, ternyata oknum itu merupakan PNS golongan III D dengan masa kerja yang sudah lumayan banyak. Bahkan, oknum tersebut sudah memasuki masa persiapan pensiun. Artinya, gaji yang diberikan pemerintah sudah terbilang lumayan. Seharusnya, dengan usia yang sudah ’matang’ dan penghasilan yang lumayan, sungguh tak pantas dia melakukan semua itu.

Meski begitu, semua pihak juga harus ikut mawas diri atas kejadian dan ulah kebangeten oknum PNS tersebut. Bahkan tak menutup kemungkinan, aksi penggalangan sumbangan fiktif semacam itu masih marak terjadi di Banyuwangi dan sekitarnya. Karena itu, tak ada salahnya pemerintah mulai menertibkan aksi pengumpulan sumbangan secara keliling yang marak terjadi. (*)

Tidak ada komentar: