Selasa, 23 Maret 2010

Menyibak Isi Saku Pelajar

Peredaran pil koplo di kalangan pelajar Banyuwangi benar-benar memprihatinkan. Banyak pelajar tingkat SMP dan SMA yang kecanduan obat daftar G tersebut.

Ini terungkap setelah polisi menangkap empat pengedar pil koplo. Mereka tertangkap tangan saat menyimpan puluhan butir pil trihexyphenidyl. Yang bikin miris, para tersangka itu mengaku mengedarkan pil tersebut kepada kalangan pelajar. Mereka mengaku tidak mendapatkan hasil apa pun dari penjualan obat daftar G tersebut. Sebab, pil itu ternyata dijual lagi sesuai harga beli. Mereka tidak mengambil keuntungan dari kalangan pelajar.

Ini benar-benar modus yang membingungkan. Seperti halnya para pengedar narkoba, para pengedar pil koplo itu berani menempuh pekerjaan dengan risiko tinggi. Lengah sedikit saja, mereka bisa ditangkap polisi dan masuk sel penjara.

Yang dilakukan pengedar pil koplo ini justru tak seperti pengedar narkotika pada umumnya. Mereka mengedarkan pil koplo, tetapi tidak menarik keuntungan dari penjualan obat-obatan tersebut.

Ini benar-benar motif yang serius dan patut untuk dicermati. Secara logika, sangat mustahil para pengedar itu menjual pil koplo tanpa mengambil keuntungan. Ini mengingat betapa besarnya risiko yang akan mereka hadapi saat mengedarkan pil koplo.

Tetapi di sisi lainnya, ternyata terungkap kalau mereka lebih banyak membidik kalangan pelajar sebagai konsumennya. Artinya, para pengedar ini layak dicurigai bahwa mereka punya tujuan merusak generasi penerus bangsa.

Hanya yang masih jadi misteri, belum jelas apa motif mereka menjejali mulut dan pikiran kalangan pelajar dengan racun pil koplo itu. Kejadian seperti ini sebenarnya marak juga terjadi pada acara konser-konser musik. Di luar acara konser itu, diduga ada pihak-pihak yang tak bertanggung jawab yang sengaja membagikan pil koplo untuk kalangan pelajar.

Selentingan ini marak terdengar, tetapi belum pernah mengemuka. Biarkan, misteri ini dipecahkan oleh pihak berwenang. Tetapi sebagai orang tua, tak ada salahnya kita melakukan pencegahan dari dalam. Ada baiknya, sesekali kita lakukan inspeksi mendadak dan mengurai isi saku anak kita yang masih pelajar. Semoga mereka bisa bebas dari obat yang meracuni generasi.(*)

Tidak ada komentar: