Selasa, 23 Maret 2010

Kebingungan Majemuk Tragedi Curah Tatal

KEJADIAN matinya puluhan ternak di Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa, Situbondo cukup membuat bingung berbagai kalangan. Pihak yang berkompeten pun dibuat sibuk. Mereka berupaya mencari tahu penyebab kejadian tersebut.

Penelitian penyebab kematian puluhan ternak itu masih terus berlangsung. Laboratorium kesehatan hewan (keswan) beberapa kali datang ke Situbondo. Tak tanggung-tanggung, tiga laboratorium keswan sudah turun tangan. Laboratorium yang sedang bekerja keras meneliti kasus itu adalah Balai Besar Veteriner (BBVet) Jogjakarta; Laboratorium Keswan Malang; dan Laboratorium Keswan Provinsi Jawa Timur di Surabaya.

Pihak yang juga ‘repot’ atas tragedi ternak Curah Tatal adalah Dinas Peternakan (Disnak) Situbondo. Meski begitu, respons Disnak relatif biasa, terkait turunnya tiga laboratorium tersebut.

Disnak tetap optimistis, bahwa kematian puluhan ternak di Desa Curah Tatal itu bukanlah kejadian luar biasa (KLB). Alasannya, setiap musim hujan, grafik kematian ternak memang selalu meningkat. Salah satu penyebabnya adalah faktor pakan yang tidak memiliki keseimbangan mineral. Selain banyak rumput muda, resapan air dalam rumput juga terlalu padat.

Sementara itu, apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus itu masih belum terungkap. Dugaan keracunan yang sebelumnya sempat mengemuka, ternyata negatif. Karena itu, penelitian difokuskan pada hispatologi ternak. Hingga saat ini, penelitian yang dilakukan oleh tiga laboratorium keswan itu masih belum selesai.

Sembari menunggu keluarnya hasil penelitian tersebut, situasi yang terjadi di Curah Tatal masih tetap membingungkan bagi semua pihak. Tiga laboratorium masih ’bingung’ meneliti kasus tersebut. Disnak juga masih ’bingung’ menenangkan kalangan peternak dan menyatakan peristiwa itu bukan kejadian luar biasa.

Yang paling bingung dalam masalah ini, sebenarnya adalah kalangan peternak. Mereka tak hanya bingung melihat apa yang sedang terjadi saat ini. Mereka juga bingung karena asetnya yang paling berharga telah mati. Mereka tidak hanya merasakan kejadian itu dari sudut pandang keilmuan dunia peternakan. Peternak juga merasakan dampak psikis dan dampak ekonomi. Karena itu di mata peternak, masalah tidak selesai ketika hasil pemeriksaan lab sudah muncul. Peternak juga butuh ’sentuhan lain’ penyembuhan tragedi ini. Mereka butuh suntikan moral untuk kesembuhan psikis dan suntikan modal untuk kesembuhan ekonominya. (*)

Tidak ada komentar: