Selasa, 23 Maret 2010

Mencegah Pelajar Berbuat Mesum

PRAKTIK mesum yang dilakukan kalangan pelajar, sudah memasuki tahap mengkhawatirkan. Seperti yang terjadi di kawasan perbukitan Jalan Tembus, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Situbondo.

Meski sudah sering diobrak petugas , ternyata aksi tak patut itu masih terus berlangsung. Pada perkembangan terakhir, aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Situbondo kembali memergoki tiga pasangan yang sedang mojok di kawasan tersebut. Tanpa bisa berkutik, ketiga pasangan itu langsung digiring ke kantor Satpol PP. Mereka menjalani pendataan dan pembinaan.

Dari tiga pasangan yang digaruk itu, di antaranya berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa. Bahkan, seorang siswi masih lengkap mengenakan seragam Pramuka. Itu artinya, sang siswi tak sempat pulang sebelum beranjak ke perbukitan jalan tembus untuk berpacaran.

Ironisnya, dari beberapa pasangan yang berstatus pelajar itu, juga ada seorang siswi kelas satu sebuah SMP. Tragisnya lagi, pasangan si siswi SMP itu ternyata sudah berstatus suami.

Selama di Kantor Satpol PP Situbondo, tiga pasangan itu menjalani pendataan dan pembinaan. Mereka juga diminta menuliskan pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Baru setelah itu, mereka dipulangkan.

Operasi penertiban pasangan mesum di Jalan Tembus itu, sebenarnya tak lepas dari pengaduan warga sekitar. Mereka mengeluhkan maraknya orang berpacaran di lokasi tersebut. Bahkan, pasangan muda mudi itu kadang bertindak kebablasan.

Memang, faktor masyarakat termasuk benteng yang tangguh untuk mencegah kalangan muda, terutama para pelajar untuk berbuat mesum. Kepedulian masyarakat dengan mengadukan kejadian di sekitarnya kepada aparat, memang jadi jurus yang jitu untuk mencegah tindak tak terpuji itu.

Satu hal lagi yang tak kalah pentingnya dalam upaya pencegahan kalangan berbuat mesum, adalah faktor lingkungan. Meski sudah sering dirazia, ternyata kawasan jalan tembus itu masih sering digunakan untuk mojok oleh kalangan pelajar. Salah satu alasannya, karena suasana lokasi perbukitan itu sangat mendukung untuk berbuat tak senonoh. Lokasinya sepi, berbukit, penuh semak dan banyak tempat yang tersembunyi.

Memang, semua tindakan itu tak lepas dari moral masing-masing individu pelajar yang bersangkutan. Tetapi, faktor lokasi yang demikian, juga ikut jadi faktor pendukung tindakan mesum. Karena itu, ada baiknya jika kita belajar dari daerah tetangga. Seperti yang pernah terjadi di kawasan GOR Tawang Alun Banyuwangi beberapa tahun lalu. Setelah lokasi itu dirombak, tempat yang dulu kerap jadi lokasi mojok itu, kini menjadi ramai untuk berolahraga dan menjadi lebih terang pada malam hari. Jika ada pembenahan kawasan, paling tidak hal itu akan mengurangi tindak tak terpuji pasangan muda-mudi. (*)

Tidak ada komentar: