Selasa, 23 Maret 2010

Jangan Sepelekan Chikungunya

BELASAN warga Lingkungan Mulyoasri, Kelurahan Penganjuran, Kecamatan Banyuwangi, sudah terserang penyakit chikungunya. Warga setempat memang sempat heran dengan merebaknya wabah penyakit tersebut.

Karena menurut pengakuan mereka, ternyata di lokasi tersebut tidak ada genangan air. Mereka berasumsi, tak ada genangan air itu membuat nyamuk pembawa virus chikungunya sulit berkembang biak. Padahal, spesies nyamuk Aides Aegepty penebar alphavirus itu lebih banyak membaik di air yang jernih, seperti di bak mandi. Nyamuk tersebut sama halnya dengan nyamuk Aides Aegepty yang menyebarkan demam berdarah (DB).

Meski masih ‘’bersaudara’’ dengan DB, penyakit chikungunya ini tidak mematikan. Chikungunya ditandai dengan demam mendadak yang mencapai 39 derajat Celcius, nyeri pada persendian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (bintik kemerahan) pada kulit, serta sakit kepala.

Penderita akan merasa tubuhnya mendadak demam diikuti dengan linu di persendian. Timbul juga rasa pegal, ngilu serta rasa sakit pada tulang. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah.

Virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk. Virus itu akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus tersebut menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis.

Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk chikungunya. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit. Yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi. Virus ini termasuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Walau demikian, rasa nyeri masih akan tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.

Nah, setelah mengetahui kalau penyakit ini ternyata tidak mematikan, bukan berarti kita boleh menyepelekan. Waspada dan selalu berupaya mencegah penyebaran penyakit ini, tetap diperlukan.

Karena dari tinjauan sosial dan ekonomi, ternyata chikungunya sangat mengganggu kegiatan kita sehari-hari. Aktivitas dan produktivitas kerja akan menurun, karena rasa nyeri yang masih dirasakan selama beberapa pekan. Karena itu, langkah termurah dan termudah adalah ciptakan lingkungan yang sehat. Salah satu caranya adalah rutin menguras bak mandi, sehingga memutus siklus hidup nyamuk tersebut. Jika sudah demikian, kita akan bebas dari nyamuk pembawa virus chikungunya. (*)

Tidak ada komentar: