Rabu, 11 Agustus 2010

Selamatkan Batik Lokal

BATIK lokal di Situbondo sebenarnya sudah bukan barang baru. Sejak zaman Belanda, warga Situbondo sudah aktif membatik. Misalnya saja batik cotto’an di Desa Peleyan, Kecamatan Kapongan. Karena terkendala berbagai faktor, sejak 1980-an, dunia batik di tempat tersebut mati suri.

Selain itu, pada 1995, Departemen Tenaga Kerja Situbondo sebenarnya sudah melakukan pelatihan desain batik di Desa Selowogo, Kecamatan Bungatan. Namun, upaya tersebut putus. Untung, masih ada sejumlah warga bertahan dan terus beraktivitas. Nah, batik-batik itulah yang dijadikan salah satu referensi untuk menemukan batik khas Situbondo.

Asal muasal batik-batik tersebut sempat menjadi deretan daftar nama yang akan diberikan untuk batik khas Situbondo. Sempat muncul nama batik Lenteh, Selowogo, Banyuputih, dan Cotto’an. Namun pada akhirnya, disetujui nama Batik Situbondo. Kesepakatan menamai batik Situbondo itu tercetus setelah dilakukan pertemuan berbagai pihak yang terkait dengan masalah batik. Mulai dari Komisi IV DPRD hingga sejumlah pelaku produk batik. Materi yang dibahas adalah hasil lokakarya batik yang digelar awal Juli lalu. Dalam pertemuan tersebut, juga disepakati ikon batik Situbondo adalah kerang.

Pemkab memang sudah cukup apresiatif terhadap batik khas Situbondo. Pemkab siap-siap untuk mewajibkan seluruh siswa mulai dari tingkat SD, SMP, SLTA, dan PNS untuk mengenakan batik lokal Situbondo.

Meski begitu, upaya untuk melindungi batik lokal tak cukup sampai di situ. Tak cukup puas ketika seluruh komponen masyarakat Situbondo sudah mengenakan baju batik motif kerang. Sebenarnya, ada hal yang tak kalah urgent dalam perlindungan batik lokal.

Dari sisi hukum, hak atas kekayaan intelektual batik karya lokal itu harus dilindungi secara hukum. Karena itu, seluruh komponen masyarakat di Kota Santri harus ikut mewujudkan rasa aman karya masyarakat itu dari upaya plagiat dan pembajakan. Semua komponen harus sebaiknya segera mengambil langkah taktis untuk melalui tahapan diraihnya hak paten batik kerang tersebut. Kalau kita lengah dalam hal ini, jangan-jangan batik khas Situbondo itu nanti malah dicaplok dan diklaim sebagai karya negeri tetangga. Semoga hal itu tidak terjadi. (*)

Tidak ada komentar: