Senin, 26 Januari 2009

Jembatan Ambrol Bikin Bingung

KALAU saja proyek jembatan senilai Rp 1,73 miliar di sungai Pekalen Sampean Kabeanem tidak ambrol, rakyat tidak akan bingung. Kalau saja jembatan yang menghubungkan Kecamatan Bangorejo dengan Kecamatan Tegalsari itu sudah bisa dilewati, tentu tidak akan banyak pertanyaan di benak rakyat seperti yang terjadi saat ini.
Betapa tidak, kejadian ambrolnya salah satu sisi plengsengan sepanjang 11 meter itu saja muncul banyak versi. Kalau versi warga setempat, jembatan itu ambrol pada malam hari. Mereka menduga, tanah yang digunakan untuk menguruk sisi jembatan itu tidak kuat menahan air hujan.
Di bagian ini, bangunan sepanjang 11 meter hanya dicor dibagian tepinya. Sedang di tengahnya hanya diuruk tanah dengan ketinggian sekitar delapan meter. Warga juga pernah mengingatkan pada pihak pelaksana, agar mempertebal setiap pasangan pada jembatan itu.
Berbeda lagi versi pelaksana proyek. Menurut pegawai PT Bentang Alam Nusantara, semua pengerjaan jembatan itu sudah sesuai dengan gambar. Jembatan itu juga tidak ambrol begitu saja. Mereka menyatakan, jembatan tersebut sengaja dirobohkan karena ditemukan ada yang retak.
Entah siapa yang benar dalam masalah ini. Apakah warga yang benar, atau pelaksana yang benar. Kalau hanya mencari mana yang paling benar, tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Padahal yang sebenarnya paling urgen, warga dua kecamatan itu membutuhkan jalan poros. Jembatan itu punya peran penting dalam mewujudkan jalan poros yang jadi impian masyarakat di sana.
Yang lebih membingungkan lagi, pada perkembangan terkini terungkap, bahwa proyek jembatan itu ternyata sudah diserahkan pihak pelaksana kepada Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Banyuwangi.
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Dinas Kimpraswil mengaku jembatan itu sudah selesai bersamaan dengan berakhirnya masa anggaran 2008. Pengerjaan pembangunan jembatan sudah selesai, kosntruksinya sesuai bestek dan laporannya juga sudah diserahkan. Uang proyek juga sudah dicairkan. Bahkan, laporan proyek itu juga sudah diterima oleh BPK. Kondisi ini mengundang reaksi keras anggota komisi D DPRD Banyuwangi. Bahkan seorang wakil rakyat tegas menyatakan proyek itu faktanya belum selesai.
Entah siapa yang benar dalam hal ini. Apakah Dinas Kimpraswil yang benar, ataukah sebaliknya, wakil rakyat yang benar. Memang jembatan itu penuh pertentangan dan cukup membingungkan. Entah, pro kontra apalagi yang akan muncul besok tentang jembatan ini. (*)

Tidak ada komentar: