Senin, 26 Januari 2009

Perampokan Jelang Pemilu

Aksi kejahatan pencurian dengan kekerasan (curat) marak akhir-akhir ini. Masyarakat lebih populer menyebut istilah perampokan dari pada istilah curat.
Yang terakhir terjadi, komplotan perampok asal Sidoarjo dan Surabaya beraksi di Bumi Blambangan (17/1). Mereka mengobok-obok dua rumah di Jalan Padjajaran, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi. Namun sial, mereka berhasil ditaklukkan polisi, hanya dalam tempo 15 menit setelah membawa kabur barang rampokan.
Korban perampokan itu adalah pengusaha properti H Harun Iskak yang tinggal di Jalan Pajajaran Gang II Nomor 22. Satunya lagi tetangganya, Widigdo Harijanto yang menempati rumah di Jalan Pajajaran Gang II Nomor 21. Kawanan perampok masuk dua rumah itu sekitar pukul 09.00 dengan merusak pintu pagar dan rumah. Saat itu, rumah dalam kondisi kosong.
Harun sedang melihat tanahnya di sekitar GOR Tawang Alun, sedangkan isterinya Hj Mina mengantar anaknya ke sekolah mengambil rapor.Begitu juga rumah Widigdo. Pagi itu kosong, karena ditinggal mengantar anaknya ambil rapor di sekolah. Isteri Widigdo bepergian keluar kota.
Sehari sebelumnya, aksi perampokan juga terjadi di Situbondo.
Korbannya Iwan Sanjaya, nasabah Bank Mandiri Situbondo asal Desa Cermee, Kecamatan Cermee, Bondowoso. Uang Rp 40 juta yang disimpan di laci mobil amblas, setelah ban mobil korban bocor.
Polisi memastikan, modus operandi kawanan ini adalah tembak ban. Sebab, dari ban mobil yang bocor, polisi menemukan sebatang paku yang dirancang khusus untuk aksi kejahatan di jalanan
Maraknya peristiwa perampokan ini terjadi menjelang Pemilu Legislatif 2009. Kalau kita berkaca pada sejarah, bermacam perstiwa besar selalu terjadi pada saat menjelang pemilu. Di Banyuwangi saja, ada perstiwa internasional yakni tragedi pembataian masal belasan orang oleh Wirdjo, yang terjadi menjelang Pemilu tahun 1987. Ada juga peristiwa pembantaian dukun santet menjelang Pemilu 1999. Belum lagi peristiwa kelam lainnya yang terjadi menjelang Pemilu pada masa Orde Baru.
Namun, kali ini eranya sudah berbeda. Kita semua harus berpikir positif, dan tidak terlalu terlarut dalam mitos buruk masa lalu. Kasus perampokan terjadi karena pelaku ingin menguasai harta benda korban. Artinya, motif kejadian itu lebih banyak didominasi faktor ekonomi. Maklum, baru saja dunia dilanda krisis global. Mungkin saja dampaknya dirasakan para perampok tersebut. Kalau saja ekonomi negeri kita semakin membaik, diharapkan tak ada lagi tragedi berdarah menjelang Pemilu, terutama di Banyuwangi. (*)

Tidak ada komentar: