Senin, 26 Januari 2009

Beda Menteri Beda Policy

KABAR gembira dilontarkan Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafei Djamal untuk warga Bumi Blambangan. Ketika berkunjung ke proyek lapangan terbang (Lapter) Blimbingsari di Kecamatan Rogojampi, Jusman menyatakan bahwa lapter Blimbingsari siap beroperasikan bulan Maret 2009.
Menhub menilai, secara umum sarana dan prasarana lapter Blimbingsari itu sudah memenuhi syarat kelayakan sebagai lapter perintis. Departemen Perhubungan akan melakukan verifikasi akhir terhadap kesiapan operasional bandara tersebut. Jika tidak ada halangan, pada bulan Maret 2009 lapter tersebut sudah bisa beroperasi.
Ada dua rute yang dimungkinkan pada tahap pencarian pasar penerbangan di lapter itu. Yakni rute penerbangan Banyuwangi-Surabaya (PP) dan rute Banyuwangi-Denpasar (PP). Dua rute tersebut memiliki prospek yang baik untuk mengembangkan lapter Blimbingsari.
Jusman juga menekankan agar memafaatkan potensi yang ada. Artinya, pemkab tidak perlu berpikir lebih jauh untuk menambah panjang runway menjadi 2.700 meter sebelum memiliki pasar tetap. Runway sepanjang 1.700 meter yang ada, hendaknya dimanfaatkan dulu sehingga memiliki pasar tetap. Nanti kalau sudah punya pasar tetap, barulah runway dikembangkan menjadi 2.700 meter.
Untuk sementara waktu, pengoperasian bandara Blimbingsari akan dilakukan secara manual. Persoalan navigasi bisa dibimbing dari Bandara Internasional Juanda Surabaya dan bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bali. Secara prinsip, bandara Banyuwangi sudah bisa didarati pesawat jenis ATR 72 atau CN 325.
Penjelasan dan harapan Menhub Jusman sangat gamblang. Ini cukup melegakan warga Banyuwangi. Karena, masyarakat Kota Gandrung sudah lama merindukan terbukanya gerbang transportasi udara di langit Bumi Blambangan ini. Namun di balik semua itu, ada yang sedikit mengganjal pikiran dan hati warga.
Tahun sebelumnya, lapter Blimbingsari juga pernah dikunjungi Menhub yang waktu itu masih dijabat Hatta Radjasa. Waktu itu, kondisi runway sudah siap. Hampir sama siapnya seperti kondisi runway lapter saat ini. Cuma saat itu, runway lebih sempit dan panjangnya baru sekitar 900 meter.
Menhub Hatta ketika tidak mau lapter Blimbingsari segera beroperasi. Alasannya, membangun lapter tak perlu tanggung-tanggung. Lebih baik membuat lapter itu yang bisa digunakan untuk pesawat yang besar sekalian. Akhirnya, operasional lapter tertunda hingga setahun.
Kini, setelah runway lapter agak panjang (masih 1700 meter, belum 2700 meter), datang lagi Menhub Jusman dengan pandangan yang berbeda. Lebih baik lapter segera beroperasi dimulai dari perintis, untuk kemudian mencari pasar tetap. Memang, beda orang yang jadi menteri itu lumrah beda kebijakan. (*)

Tidak ada komentar: