Selasa, 12 Januari 2010

Pemanasan ‘Global’ Politik Banyuwangi

DAMPAK pemanasan global tidak hanya diwaspadai oleh para aktivis lingkungan. Mereka begitu peduli, karena dampak global warming itu akan dirasakan seluruh umat manusia di bumi ini.

Terlepas masalah klimatologi tersebut, istilah pemanasan global tampaknya cukup pas untuk menggambarkan situasi perkembangan politik terkini di Bumi Blambangan. Apalagi, pemanasan global politik ini, dampaknya juga akan bisa dirasakan oleh seluruh warga Banyuwangi.

Suhu politik di Banyuwangi terbilang mulai memanas. Ini tak lepas dari agenda tahunan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung beberapa bulan lagi. Beberapa partai politik (parpol) sedang sibuk menjaring figur calon bupati (cabup) masing-masing. Bahkan, sudah ada parpol yang telah menetapkan cabupnya.

Agenda pemilihan bupati ini saja sudah cukup berpotensi besar memanaskan suhu politik di wilayah ini. Pada tingkat penjaringan cabup di parpol saja, sudah bisa membuat suasana politik suatu daerah menjadi naik. Belum lagi nanti jika sudah benar-benar dihelat pemilihan bupati oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi. Peluang gesekan di masyarakat memang bisa saja terjadi sejak awal pilkada, pada pelaksanaan pilkada, hingga pascapilkada.

Agenda pilkada ini saja sudah cukup membuat semua komponen di Banyuwangi perlu waspada. Berbagai tingkat dan jenis kerawanan sosial, akan berpeluang terjadi. Tetapi semua itu akan bisa terkendali, jika semua komponen bisa menahan diri. Pada sisi lain, dalam waktu yang hampir bersamaan, beberapa parpol besar juga sedang bersiap melakukan suksesi kepemimpinan.

Seperti yang akan dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar (PG). Pada 23 Januari 2010 mendatang, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Banyuwangi akan menggelar Konferensi Cabang (Konferbcab). Salah satu agendanya adalah memilih Ketua DPC PDIP Banyuwangi untuk periode lima tahun mendatang. Hampir bersamaan waktunya, Dewan Pimpinan Daerah (PDP) PG juga akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) dengan agenda yang sama.

Bermacam gawe parpol itu juga berpotensi menimbulkan kerawanan politik. Tetapi sekali lagi, semua kerawanan itu bisa diredam jika semua komponen yang terlibat di dalamnya bisa menahan diri. Berpolitiklah dengan cantik, tetapi jangan sekali-sekali terpancing untuk bertindak anarkis. Dengan begitu, semoga suhu politik Banyuwangi bisa tetap stabil. (*)


Tidak ada komentar: