Selasa, 12 Januari 2010

Memasuki Masa Rawan Bencana

MEMASUKI musim hujan, bisa berarti memasuki lagi masa-masa rawan bencana bagi warga Situbondo. Bahkan, bencana alam sudah melanda Kecamatan Arjasa.

Hujan lebat disertai angin putting beliung sudah membuat porak poranda dua desa di Kecamatan Arjasa (15/12). Akibatnya, banyak rumah warga di Desa Jatisari dan Desa Curah Tatal, yang berbatasan langsung dengan wilayah Kecamatan Cermee, Bondowoso itu yang rusak. Beberapa tempat ibadah runtuh, puluhan kandang ternak ambruk, pohon-pohon juga bertumbangan.

Memang, tidak ada korban jiwa dalam bencana alam tersebut. Hanya dua warga Desa Jatisari mengalami cedera cukup parah, akibat tertimpa reruntuhan rumahnya.

Sebelum angin putting beliung menyerang, cuaca di wilayah tersebut memang kurang bersahabat. Mendung tebal yang diikuti hujan lebat mengguyur cukup lama. Warga yang tak mengira bakal ada puting beliung. Mereka banyak berlindung di rumah masing-masing saat hujan deras. Tak dinyana, beberapa saat selang hujan turun, dari arah timur mendadak terdengar suara seperti menderu-deru.

Sebagian warga langsung keluar untuk mencari tahu asal suara. Betapa terkejutnya, setelah dilihat ada gumpalan angin besar berputar-putar dari arah perbukitan. Tahu begitu, warga pun saling berteriak-teriak ada angin. Dalam sekejap, warga langsung berhamburan keluar rumah. Mereka berlarian mencari tempat-tempat yang aman.

Musibah bencana angin puting beliung itu juga membuat sebagian warga trauma. Mereka khawatir jika suatu saat puting beliung datang lagi. Karena itu, warga banyak yang masih takut untuk tidur di rumahnya. Mereka berencana untuk mendirikan tenda darurat yang dari pohon besar di sekitar rumahnya.

Berkaca dari kejadian itu, sebenarnya ada hal lain yang layak diacungi jempol. Warga setempat sudah cukup tanggap terhadap bencana. Begitu tahu ada angin kencang, mereka langsung berteriak memberi seluruh warga agar keluar rumah. Dengan upaya dan reaksi tanggap bencana tersebut, korban jiwa akibat bencana alam bisa diminimalisasi.

Langkah tanggap bencana ini perlu ditingkatkan. Terlebih, daerah Situbondo termasuk kawasan rawan bencana banjir. Memasuki musim hujan ini, reaksi masyarakat yang tanggap bencana sangat perlu diperluas. Memang harus ada upaya pencerahan kepada seluruh lapisan masyarakat Situbondo, tentang tanggap bencana banjir. Paling tidak, masyarakat harus tahu apa yang akan mereka lakukan, jika nanti terjadi bencana. Meski kita semua berharap agar tidak terjadi bencana, tetapi langkah antisipasi dengan menciptakan masyarakat yang tanggap bencana mutlak tetap diperlukan. (*)

Tidak ada komentar: