Sabtu, 28 Februari 2009

Kendaraan Besar Belum Tentu Salah

JALANAN di Bumi Blambangan sudah cukup lama dirasa aman. Namun pada Sabtu malam lalu (7/2), tiga nyawa melayang di jalan raya Desa Sempu, Kecamatan Sempu, Banyuwangi. Ini sudah termasuk kejadian kecelakaan besar dalam dunia lalu lintas jalan raya.

Tabrakan beruntun kali ini melibatkan dua sepeda motor dan satu truk gandeng Mitsubishi Fuso. Pengendara Honda Supra Fit mendahului truk gandeng. Dari arah depan, melaju motor Yamaha Jupiter. Terjadilah tabrakan dua motor itu. Sialnya, motor Supra Fit terguling dan dilindas truk gandeng.

Ketiga korban tewas dalam kecelakaan itu adalah Wahyu Candra, 17, warga Dusun Telogosari, Desa Jambewangi. Dua korban tewas lainnya adalah Nasir, 35, dan Nisam, 25; keduanya warga Dusun Panjen, Desa Jambewangi. Nasir dan Nisam tewas setelah dilindas roda truk gandeng di lokasi kejadian. Sedangkan Wahyu meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit Al Huda di Kecamatan Gambiran.

Korban lain yang luka berat adalah Hadi, 25, warga Dusun Panjen, Desa Jambewangi. Dia mengalami patah tulang di kedua kakinya.

Polisi terus menyelidiki penyebab kecelakaan maut tersebut. Dugaan sementara, kecelakaan itu akibat kelalaian pengendara motor Supra Fit. Ada saksi yang menyatakan, motor itu dinaiki tiga orang. Tiga orang penumpang motor tidak memakai helm. Bahkan, motor tersebut diduga melaju dengan kencang pada malam hari, tanpa menyalakan lampu.

Jika semua dugaan itu benar, berarti telah terjadi kelalaian pengendara motor. Melaju kencang, bonceng tiga tanpa helm, tanpa menyalakan lampu pada malam hari, mendahului truk gandeng.

Dalam masalah ini, kelalaian tersebut ternyata justru mengakibatkan diri pengendara motor itu sendiri yang celaka. Selain itu, dua penumpang yang dibawanya juga meninggal dan terluka. Pemuda yang mengendarai motor dari arah depan juga meninggal dunia.

Semua itu masih belum cukup, pengemudi truk gandeng juga ikut terseret persoalan besar. Sopir truk gandeng, Supriyanto, 34, warga Dusun Telogosari, Desa Jambewangi itu ikut dikirim ke Mapolres Banyuwangi. Dia menjalani proses pemeriksaan oleh polisi. Sebab secara tidak langsung, roda truk gandeng yang dikemudikannya melindas motor Supra Fit serta dua orang penumpang motor tersebut. Akibat dilindas roda kendaraan berat itu, dua orang meninggal dunia.

Kalau dilihat dari sisi sopir truk, dia sudah mengemudi sesuai jalur. Kecepatannya juga biasa saja. Cara mengemudinya juga lurus dan tidak zigzag. Tetapi pada akhirnya, dia terseret persoalan besar. Dia menderita rugi waktu, tenaga, biaya dan pikiran.

Sopir itu itu menjadi tidak tenang lahir batin, karena terseret persoalan itu. Meski biasanya setiap sopir selalu menyatakan, bahwa kejadian seperti itu adalah bagian dari risiko pekerjaan. Memang, kendaraan berukuran besar kerap jadi tumpuan kesalahan setiap terjadi kecelakaan. Tetapi dalam kasus ini, semoga saja kasus ini bisa selesai dengan seadil-adilnya.(*)

Tidak ada komentar: