Kamis, 06 November 2008

Ajining Raga Saka Seragam

Ribuan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga borong kerja (boker) Pemkab Banyuwangi akan dapat jatah seragam baru. Sudah dua tahun terakhir ini, mereka belum mendapat jatah seragam.
Pengukuran seragam pun dilakukan sejak tanggal 22 Oktober 2008 lalu. Karena jumlah pegawai yang luar biasa banyaknya, pengukuran baju seragam itu dilakukan secara bertahap selama beberapa hari. Puncaknya terjadi pada hari Senin (27/10) kemarin.
Pegawai yang akan mendapat giliran pengukuran seragam harus berbaris rapi. Mereka harus antre sebelum mencapai gilirannya untuk diukur. Antreannya cukup panjang dan mengular. Seorang pegawai harus rela antre hampir dua jam lamanya untuk menunggu giliran pengukuran. Bahkan, mereka juga rela untuk dipanggang terik sinar matahari yang menyengat.
Memang, salah satu performa yang membedakan antara pegawai dengan rakyat biasa adalah bajunya. Baju seragam memang bisa menunjukkan status seseorang. Ada bermacam seragam di negeri ini. Mulai seragam sekolah, jaket almamater mahasiswa, seragam polisi, seragam tentara serta seragam pegawai.
Kalau salah memakai seragam, bisa juga fatal akibatnya. Banyak kasus penipuan yang bermuara dari salah memakai seragam. Seperti yang dilakukan seorang pemuda yang berusaha meminang gadis pujaannya. Sialnya, pemuda luntang lantung tak punya pekerjaan itu memakai seragam perwira polisi. Akhirnya, ulahnya menyamar sebagai perwira polisi terbongkar dan harus berurusan dengan aparat penegak hukum.
Ada pula jenis seragam yang sejatinya tidak diinginkan oleh kebanyakan orang. Lihat saja seragam tahanan polisi, seragam tahanan kejaksaan, serta seragam narapidana. Bahkan beberapa waktu lalu, sempat ada wacana di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberi seragam khusus bagi para koruptor. Alasannya, penampilan koruptor selama ini masih tetap perlente saat mengikuti persidangan. Karena selama ini koruptor tak memakai seragam, masyarakat awam yang menyaksikan sidang pun kadang dibikin bingung. Mana terdakwa koruptornya, mana pengacaranya. Karenanya bajunya sama-sama klimisnya.
Mengingat pentingnya makna seragam, sangatlah wajar jika pegawai pemkab rela antre berjam-jam untuk pengukuran seragamnya. Ada benarnya juga pepatah Jawa yang mengatakan: ajining raga saka busana (orang bisa dihargai karena pakaian yang disandangnya). (*)

Tidak ada komentar: