Dinas Pendidikan (Dispendik) Situbondo siap membangun SMAN 1 Besuki. Tentu saja, tujuan membangun sekolah negeri itu sangat mulia.
Kalau dinalar dengan logika, semakin banyak sekolah diharapkan semakin banyak masyarakat menjadi terdidik. Semakin banyak dicetak orang pintar dan terlatih. Dengan demikian, dalam jangka panjang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Namun logika umum itu tidak berlaku di Situbondo. Rencana pembangunan SMAN 1 Besuki ternyata malah mengundang protes sejumlah kalangan.
Reaksi penolakan itu dilontarkan dengan berbagai alasan. Ada kelompok yang menolak sekolah baru itu dengan alasan mengancam aset bersejarah. Sebab, lokasi pembangunan SMAN tersebut berada di di gedung eks Pendapa Kawedanan Besuki. Gedung tua tersebut merupakan bangunan bersejarah yang harus dilindungi.
Ada juga yang menolak pembangunan SMAN 1 Besuki dengan alasan lain. Kali ini, sekolah negeri itu ditolak dengan alasan menjadi ancaman bagi kelangsungan sekolah-sekolah swasta di sekitarnya. Sebab selama ini, perkembangan sekolah swasta di Kecamatan Besuki sudah cukup bagus. Dengan keberadaan SMAN 1 Besuki itu, dikhawatirkan sekolah swasta yang sudah berjuang lama untuk hidup itu akan ditinggalkan masyarakat. Sekolah swasta khawatir bakal tergusur.
Rasa waswas itu tetap ada meski Kepala Dispendik Situbondo menjamin bahwa keberadaan SMAN 1 Besuki itu tidak akan membunuh sekolah-sekolah swasta. Karena daya tampung SMA dan SMK di Situbondo masih cenderung rendah. Dari kebutuhan 7.000 siswa lebih pertahun, ternyata daya tampung yang tersedia kurang dari 4.000 siswa.
Kembali ke inti persoalan, rencana pembangunan sekolah baru itu memang perlu dilakukan secara bijak semua pihak. Sudah selayaknya, Dispendik memilih lokasi pembangunan yang ideal. Harus dipikirkan agar tidak mengganggu cagar budaya dan situs sejarah.
Masyarakat juga harus bijak dan mau menerima pembaharuan demi kemajuan bersama di masa mendatang. Para pengelola sekolah juga harus mawas diri dan bijak. Pengelola sekolah swasta juga harus optimistis dan siap menciptakan iklim bersaing secara sehat. Karena berkaca di Banyuwangi, banyak sekolah swasta yang berprestasi. Mereka siap bersaing sehat dengan sekolah negeri untuk menciptakan generasi yang berprestasi. Kalau merasa punya nilai lebih di keseimbangan ilmu umum dan agama, buat apa takut dengan sekolah negeri? Apalagi, sekolah itu masih baru akan berdiri.*
Minggu, 19 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar